Category opini

Siapkah Kita Kehilangan Taman Sriwedari? Ah, Mungkin Sudah

author = Tyassanti Kusumo “Menawi malem Jumuwah sarta malem Ngahad mawi tetingalan gambar sorot, ringgit tiyang, manawi Ngahad siyang, ringgit tiyang inggih main. Ingkang dhateng ningali boten ngemungaken bangsa Jawi kemawon, bangsa Cina, Koja, Jepan, Kaji, Arab, Wlanda punapadene bangsa…

Setelah Inferno, Dante Mengajak Ke Purgatorio.

author = Bambang Widyonarko Abaikan semua harapan dan kenangan, wahai semua yang masuk di sini, selamat datang di Inferno. Begitulah kalimat pembuka kidung Inferno karya Dante Alighieri.  Dante adalah orang yang dengan gamblang menggambarkan neraka lebih dari Yesus sang pekabar…

Seperempat Abad Mencerca Dunia

author = Bambang Widyonarko Penghujung malam Jum’at Pahing, aku mengayuh sepeda menuju suatu tempat di kaki Gunung Halimun untuk menyepi. Malam yang pekat itu, kuhabiskan waktu bersama gemericik air diselingi suara satwa penghuni hutan. Menuju sepertiga malam, aku bermunajat pada…

Selayang Pandang Wacana Industrialisasi Daging Vegan

author = Agung Wicaksana Rabu, 29 April 2020, mantan CEO Jawa Pos Group, Azrul Ananda, mengunggah sebuah tulisan berjudul “Resolusi Pasca-Corona: Kurangi Daging” di www.happywednesday.id/. Bagi saya, tulisan Azrul tidak lain dan tidak bukan merupakan upayanya dalam menyadarkan masyarakat agar…

Sastra Anak: Kekosongan di Usia Sekolah Menengah Pertama

author = Apri Damai Sagita Krissandi Pengantar Seorang sahabat yang kebetulan berprofesi sebagai seorang guru pernah bertanya kepada saya perihal karya sastra yang tepat untuk usia sekolah menengah pertama (SMP). Awalnya saya tidak begitu berpikir panjang tentang hal tersebut. Sambil…

Risalah Keindonesiaan

author = About Olav Iban Lulus UGM dua kali. Saat ini bekerja sebagai pegawai negeri sihir dan dosen seni partikelir. Setahun sekali menulis opini di koran lokal. View all posts by Olav Iban → Selalu ada yang menarik tentang Indonesia.…

Realisme Najis dalam Lagu “Sang Juragan” Silampukau

author = Raihan Robby Silampukau membuka lagu “Sang Juragan” dengan sebuah siulan, siulan yang merdu dan singkat seperti sedang menyiul burung peliharaan di beranda rumah. Lalu dengan karakter musik indie folk-nya, mereka membuka lagu dengan lirik yang tajam, apa adanya…