Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Mereka Adalah Maut bagi Diri Mereka Sendiri

author = M. Royfan Ardian

Mereka Adalah Maut bagi Diri Mereka Sendiri

Sampailah pada saat, 

liang lahat digali oleh rapalan yang pulang.

Lalu mengubur diri mereka sendiri. 

Terbebas dari semua yang berada di atas tanah.

***

/201X/
/09.00/

Tepat ketika pohon kelapa di pantai 

terlihat memanggul matahari.

Seorang berkata

“Lihatlah pohon-pohon yang berdiri gagah, 

tanah yang basah dan subur berhasil menumbuhkan benih yang tertanam”

 

Maka bagi mulut yang sedang mengantar pergi beberapa keinginan

melalui sebuah rapalan yang dapat terbang serupa burung perancah

lalu menuju langit, perkataan tersebut berhasil memperlihatkan pelangi

setelah mendung bergelayut menutupi yang ada di bawahnya.

 

/2018/

/09.00/

Tepat ketika hujan di bulan

yang setiap paginya basah. 

Orang itu berkata lagi

“Kegagahan pohon yang berdiri melewati semua musim.

Pada akhirnya akan lapuk,

meninggalkan orang yang telah merawatnya”

 

Maka bagi kepala yang selalu menakar keadaan lewat langit

yang selalu mendapat kiriman berupa rapalan, 

perkataan tersebut turun 

serupa deras hujan di pagi hari 

dan semua yang terkena derainya, menggigil olehnya.

 

/2020/

/17.30/

Tepat ketika matahari tenggelam 

di langit yang pada akhirnya memulangkan kembali semua rapalan.

Tak ada orang yang sama dengan perkataanya.

Tak ada lagi tanggal-tanggal yang menjadi tempat menaruh segala peruntungan.

Tak ada lagi mulut merapal yang dikekang oleh satu keinginan.

Tak ada lagi hitungan-hitungan rumit yang berputar di kepala.

 

Hanya ada tempat bagi mereka yang pulang,

bagi mereka adalah tempat paling bebas.

Bicara Apa Saja Kecuali Cinta yang Indah

/Temu/

Barangkali berbicara tentang pertemuan, kita perlu menangkap saat tanggal-tanggal itu bermigrasi di dekat kita. Seperti suatu kawanan, dan kita akan memilih salah satu darinya. Lalu kita bawa pulang untuk perjamuan mata kita yang sedari dulu tak pernah bertemu.

 

/Kalah/                                                  

Barangkali berbicara tentang kekalahan harus menemukan siapa yang terkuat. Agar pasir di tanah itu tahu darah mana yang terkucur dan tubuh siapa yang terkubur. Setidaknya kita dapat berkata “Kalah tak berarti gagal” Walaupun kita pada akhirnya mengetahui, kegagalan selalu berdampingan dengan kekalahan.

 

/Sendiri/

Barangkali berbicara tentang kesendirian tidak melulu tentang sepi. Kesendirian juga sebuah penyadaran meneteskan air yang kemudian menguap dan hilang oleh sinar matahari. Dan akan turun kembali menjadi air yang lupa. Turun di sela-sela akar daripada terkapar di atas aspal

 

/Sesal/

Barangkali berbicara tentang penyesalan, lihatlah pohon di jalan itu. Sebuah pohon tidak menyesali akan kehilangan daun-daunnya. Walaupun pada nantinya kesendirian akan bertengger di atas rantingnya yang ranggas di musim gugur. Musim-musim terburuk akan datang begitu juga musim terbaiknya.

 

//

Barangkali berbicara apa saja itu menyenangkan. Bahkan rembulan dan bintang terkadang ikut mendengarkan walaupun raut mereka tampak samar. Kecuali cinta yang indah, kita selalu tergagap. Mulut, Hati, Keyakinan dan Perasaan. 

 

/../

Cinta yang indah bagai kupu-kupu cantik yang mengepakkan sayapnya terlalu tinggi, hanya mata yang bisa meningkap, bukan jaring yang menangkap. 

 

/./

Selebihnya, cinta yang indah, biarkan berlalu lalang. Walaupun diri kita mencoba untuk membuka pintu selebar-lebarnya.

2020

Sepasang Trauma yang Kembali

Tanggal-tanggal mulai berteduh dari hujan 

Setelah kabar dari timur yang dedar sudah tak menghangatkan kecemasan yang menggumpal pada bangku stasiun

Derit roda yang tua seperti usia dedaunan di depan rumah yang mulai mencari tempat istirahat 

Pintu-pintu pada kereta yang berhenti, menjelma pelayan yang menyajikan pesanan para pelanggan

Sesuai dengan cinta mereka masing-masing juga kita, diantar pada pelukan yang ditempati

Jalanan kota menjulur menuju hilir dan bermuara pada akuarium rumah

Yang penuh dengan keinginan-keinginan yang mati tenggelam,lalu digantikan kabar-kabar

Foto-foto menjuntai memberi salam tanda perkenalan kepada kedua tangan ini 

Esok hari, tak sepasang kaki akan hilang menuju keterasingan,

tetapi menyangga puing-puing rumah yang hilang

 

2020