Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
author = Raihan Robby
/1
Pelukanmu
terjemahan bebas dari segala kesiapan
untuk sebuah perjalanan panjang
atau kehilangan
Jika pagi ini
aku tidak mengetuk pintu itu
dan kau masih menungguiku
hingga terlelap
maka jangan pernah kau mencariku
aku dalam keadaan aman-aman saja
negara yang mengamankanku
(mungkin juga menghilangkanku)
Tapi kau telah menghadiahkan aku sebuah pelukan
dalam kemas yang mungil dan indah
jika aku merinduimu
dalam palung yang dingin atau lubang kubur yang sesak
aku akan membuka kemasan pelukanmu
dan kupakai dengan gembira
hanya dalam pelukanmu aku benar-benar merasa aman
dan para orang-orang hilang itu akan cemburu
pada diriku, mereka lupa untuk meminta hadiah pelukan
sebelum benar-benar dihilangkan
/2
Setiap diri kita merasakan kehilangan
tapi hanya sedikit yang benar-benar memaknai kenangan
Meja makan lebih sepi
dari sebuah jalan yang baru saja terjadi kekacauan
genting, hening.
ibu mengiris air matanya sendiri
di dapur yang ia cintai
Tak ada malaikat mampir
untuk mencatat kesedihan kami
seharusnya malam ini ayah pulang
membawakan satu kotak martabak manis
sebagai permintaan maaf
karena telah mencampakkan keluarga
selama hidupnya.
Ibu kembali ke meja makan
dengan bunga tabur
serta epitaf di kerupuk
“Mari kita berdoa, semoga tak ada lagi kebencian yang singgah di meja makan ini.”
Ketika berucap. Aamiin.
Ayah muncul
sebagai seseorang yang tidak dikenali oleh siapapun
tidak juga ibu, ataupun aku.
ayah muncul bersamaan dengan orang-orang yang hilang
hilang dari zaman yang baru
kembali ke zaman yang lebih baru
/3
Tak ada yang lebih tabah
dari pada lelap seorang istri
yang menunggu suaminya pulang
Seharusnya aku tak benar-benar melepasmu pergi
kota kita tengah dikepung oleh ketidakpercayaan yang keji
mitos diciptakan untuk membuat ketakutan
dan ketakutan terbesarku
adalah
kehilanganmu
Jika saja
aku telah siap dengan ketidaksiapan ini
dan sebuah kabar
adalah samudera yang dingin
membanjiri seluruh kecemasanku
Lain kali, jika ingin hilang
bawalah aku dalam kehilanganmu
karena dengan tanpa dirimu
aku tak pernah benar-benar
ada
Anak-anak kita bertanya tentang kau
“Ibu, ayah sedang apa? Mengapa belum pulang?”
Menahan tangis aku menjawab
“Ayah tengah disimpan negara, di sebuah berkas yang dibakar masa untuk sengaja dilupakan”
Yogyakarta, 2019
-untuk sari novita ningrum
Masih ingatkah engkau
malam di mana malam
yang kita susuri
untuk mencari bulan
yang sembunyi dari
mata kita
Bulan yang bundar itu
menutupi dirinya
dalam awan gelap
atau gedung-gedung bertingkat
Katamu
Ayo kita cari bulan!
Sehabis minum kopi
dengan sekali tegak
dan debar di dadaku
saat bersamamu
Kita mencari
bulan yang tidak
ingin ditemukan
menembus dingin malam
kelanggengan jalan
dan jam tidur yang berantakan
Berhenti! Aku menemukan bulan
katamu menepuk pundakku
Kau menatap malam dengan
senyuman yang memadukan
sisa kopi dan sisa malam yang menghitung pagi
menghasilkan banyak malam-malam lain
yang kuharap tidak menghasilkan pagi
Bulan menghilang dalam kamera handphonemu
di jok motor aku juga mencari-cari ke mana bulan itu pergi
tak kutemukan di langit manapun
Saat memandangmu
bulan singgah dalam pipimu
dan saat menatapmu
bulan menetap di matamu
Jakarta, (kenangan akan Jogjakarta) 2020.
Akhirnya kau mengerti sekeras apapun usahamu
memperjuangkan kebahagiaan orang-orang yang kau sayangi
mereka bisa pergi kapan saja meski kau memohon berlutut menuntut masa lalu
Akhirnya kau mengerti selama apapun cinta dipertahankan
dibentuk oleh aturan-aturan atau paksaan-paksaan bersama
kekasihmu bisa mencintai kekasih yang lain hilang dalam pengawasanmu
Akhirnya kau mengerti semua usahamu untuk memahami kehidupan
dapat dipatahkan dengan kedatangan kematian
Aku menunggumu membalas pesanku;
dan di belahan benua lain
seorang diktator berusaha digulingkan
dan di samudera lain
roket antariksa baru saja diluncurkan
di laut tempat segala rahasia bermuara
seseorang percaya bahwa laut mengubur tanah leluhurnya
di pasar seorang pencopet baru saja lolos dari kematian
di facebook hoax lebur dalam informasi seputar mie ayam terenak di kota
di kedai kopi seorang pelanggan jatuh cinta dengan seorang barista
kopi yang mereka taruh di meja menjadi pertemuan awal dari kesepian yang pahit
entah di bagian belahan bumi mana negara lain mencoba membuka portal dimensi ke dunia terbalik
dan kau masih belum membalas pesanku
Seandainya aku bisa memesan takdir
agar kau tetap di sini.
Tapi, kita adalah sepasang udara yang asing
dipertemukan oleh ketidaksengajaan yang indah.
Di stasiun ini
aku melepas kepergianmu
kau dan kereta itu berangkat.
Menuju ke arah matahari terbenam
Seandainya aku bisa meninggalkan
seluruh masa laluku
dan menanggalkan pelukanku untukmu
Di tapal batas ini
kau membias dan menjauh
jarak terhempas
waktu berlabuh.
Aku merindukanmu.
Hatiku adalah stasiun
menunggu kepulanganmu
transit pelukanku
Lempuyangan-Pasar Senen, 2018.