Category: sastra anak

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Maira Noorshabrina Munaf

    Guru selalu membantu kita kalau ada masalah. Karena itulah, kita harus menghormati dan mendengarkan guru. Guru bisa saja marah. Tapi, waktu marah itu, bukan berarti guru tidak menyayangi kita atau tidak peduli pada kita. Tahun lalu, saat aku masih kelas 3 SD, guru wali kelasku adalah Pak Tegar dan Ibu Debby. Tahun ini, aku sudah naik kelas empat. Guru wali kelasku sudah tidak sama lagi.

    Saat awal masuk kelas empat, guru wali kelasku memperkenalkan dirinya. Namanya Ibu Ika. Dia mengajar pelajaran matematika. Ibu Ika tidak hanya mengajar di kelasku, tapi juga di kelas lainnya.

    Guru Bahasa Inggris aku adalah Ibu Suci. Kalau guru Bahasa Indonesia aku adalah Pak Danu. Ibu Suci dan Pak Danu juga mengajar di kelas lainnya.

    Pelajaran tahun ini semakin sulit dibandingkan tahun lalu. Tapi, guruku selalu menerangkan terus-menerus sampai kami mengerti pelajarannya. Guruku selalu membantu kami kalau ada masalah. Misalnya, kalau salah satu dari kami ada yang merasa sakit atau tidak nyaman, ibu bapak guru akan segera membawa kami ke Unit Kesehatan Sekolah, atau sering disingkat UKS. Kita harus menghormati bapak ibu guru karena mereka selalu menjaga kita saat di sekolah.

    Setiap guru pasti mempunyai peraturan di kelas. Kami harus mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh guru kami. Tapi, masih ada saja beberapa murid yang tidak mau mematuhi peraturan itu. Misalnya, kami tidak boleh berlari dan bermain di kelas, tapi masih ada yang berlari dan bermain di kelas. Hal itu menyebabkan murid-murid yang lain bisa terganggu dalam belajar.

    Kalau kami tidak mematuhi peraturannya, guru kami bisa marah. Guru kami marah bukan karena guru kami tidak menyayangi atau tidak peduli, tapi karena mereka menyayangi kami dan ingin kami menjadi murid yang lebih baik. Waktu kami tidak mematuhi peraturan, guru kami memberi kami peringatan. Tetapi, biasanya kami masih saja melakukan hal yang sama, tetap tidak mematuhi peraturan. Seharusnya kami selalu mematuhi peraturannya, agar kami tidak mendapat peringatan.

    Di sekolah kami, juga terdapat banyak peraturan. Salah satunya adalah kami harus menjaga kelas dan area sekolah lainnya bersih dan rapi. Setiap hari ada beberapa murid yang ditugaskan untuk merapikan dan membersihkan kelas. Ada yang ditugaskan untuk merapikan buku, merapikan meja dan kursi, dan ada yang ditugaskan untuk memastikan laci murid-murid sudah bersih. Dengan itu kami sudah membantu guru kami dan juga membantu petugas kebersihan sekolah untuk membersihkan dan merapikan kelas.

    Di sekolahku ada banyak pelajaran. Ada pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Science, Social Studies, Kesehatan, Matematika, Kesenian, Musik, Agama, Komputer, dan Olahraga. Setiap pelajaran selalu ada guru yang mengajari kami tentang pelajarannya dengan cara yang mengasyikkan. Setiap pelajaran juga selalu ada ujian dan ulangannya. Guru kami selalu menyiapkan lembar pekerjaan sebelum ujian atau ulangannya dimulai.

    Guru kami telah melakukan banyak hal untuk kami, agar kami menjadi pintar dan lebih baik. Karena itu, kami harus berterima kasih kepada guru kami. Sebenarnya, guru kami sudah merasa sangat senang kalau kami menjadi murid yang baik. Jadi, untuk membanggakan guru kami, setiap murid harus menjadi murid yang baik.

    Semua guru yang mengajariku adalah guru idolaku. Karena, semua guru telah melakukan segala hal yang terbaik untukku dan teman-temanku. Mereka sudah menjaga kami. Mereka juga sudah menjadikan kami murid yang lebih baik.

    Terima kasih guru-guruku.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Valerie Adelia Gunara

    Namaku Valerie. Aku bersekolah di Kinderfield Duren Sawit. Sekarang aku duduk di kelas 4 SD. Kelasku adalah P4 White. Aku senang bersekolah di sini karena aku punya banyak teman. Pelajarannya menyenangkan, dan gurunya pun baik-baik.

    Sekolahku tidak jauh dari rumah. Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 4,7 km dan dapat ditempuh selama 15—20 menit. Setiap hari aku bangun tidur jam 06.30 pagi, kemudian bersiap-siap dan berangkat jam 7 dari rumah ke sekolah. Aku berangkat ke sekolah bersama adikku, karena adikku juga bersekolah di Kinderfield Duren Sawit dan duduk di kelas TK-A White. Ibuku mengantar aku ke sekolah setiap hari. Setelah itu, ibuku berangkat ke kantor. Sedangkan nenekku setiap hari menjemput aku di sekolah.

    Di sekolahku setiap hari ada pelajaran Matematika. Yang mengajar bernama Ibu Verika. Ibu Verika juga adalah wali kelasku. Aku senang diajar oleh Ibu Verika karena aku dapat mengerti pelajaran Matematika dengan mudah. Sekarang aku sedang belajar mengenai sudut. Pada saat pelajaran sudut, aku diharuskan membawa penggaris busur untuk menghitung sudut. Beberapa hari lalu, busurku kotor sehingga angkanya tidak terlihat dengan jelas. Kemudian, Ibu membelikanku busur yang baru. Sekarang aku dapat belajr sudut lebih baik lagi.

    Selain pelajaran Matematika, setiap hari aku juga belajar pelajaran Bahasa Inggris dengan Ibu Suci. Suatu hari anak laki-laki di kelasku membuat pesawat kertas pada saat pelajaran berlangsung. Ibu Suci tidak memarahi anak muridnya tersebut, melainkan ikut membuat pesawat kertas juga. Sungguh menyenangkan belajar bersama ibu Suci.

    Ada juga pelajaran Science, tetapi tidak setiap hari aku belajar Science. Yang mengajar adalah Ibu Lumi. Pelajaran Science bisa sangat menyenangkan karena aku dan teman-teman dapat pergi ke laboratorium. Kami pernah ke laboratorium untuk melakukan percobaan mengenai sel. Saat itu aku melihat sel dan alat pernapasan ikan. Aku dan teman-teman sangat tertarik dan senang.

    Ibu Lumi juga mengajar Health Education kepada kami. Saat pelajaran mengenai kesehatan, aku mendapatkan ilmu yang banyak. Salah satunya mengenai masa pubertas. Aku jadi tahu bahwa laki-laki dan perempuan akan melalui masa pubertas. Anak perempuan akan mengalami menstruasi. Dan apabila saat itu datang, kita harus menjaga kebersihan tubuh kita supaya terhindar dari penyakit yang berbahaya.

    Di sekolahku ada pelajaran Agama setiap hari Kamis. Ada lima macam agama, yaitu Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Islam. Aku beragama Kristen dan aku sangat senang mempelajari tentang Alkitab. Guruku bernama Pak Samuel. Dan ada satu temanku di sekolah yang juga beragama Kristen dan ke gereja yang sama denganku. Dia bernama Alexa. Kami bersama setiap Minggu di gereja. Demikian juga pada saat pelajaran Agama di sekolah. Pada saat pelajaran Agama, aku membawa Alkitab dari rumah. Pak Samuel senang bercerita mengenai firman Tuhan dengan cara yang lucu. Terkadang Pak Samuel memutarkan film mengenai Tuhan Yesus supaya kami tidak bosan dan mudah memelajarinya.

    Bahasa Indonesia adalah bahasaku sehari-hari di rumah, sedangkan kalau di sekolah aku berbahasa Inggris. Pak Danu mengajarkan Bahasa Indonesia dan Pak Danu memberikan tugas untuk membuat cerita sepanjang 500—2.000 kata. Tugas itu untuk membuat kami pandai berbahasa Indonesia dan lebih mudah bercerita.

    Salah satu pelajaran yang aku suka adalah Olahraga karena olahraga membuat badan kita sehat dan juga membuat kita bermain di luar kelas. Olahraga diajarkan oleh Pak Abid. Sejak kelas 1 sampai kelas 3, aku masuk ke dalam tim renang sekolah. Akan tetapi, sekarang tidak lagi karena aku lebih menyukai bernyanyi sehingga aku masuk ke dalam tim paduan suara sekolah. Besok aku akan ikut audisi untuk menjadi penyanyi solo. Tetapi aku tetap menyukai pelajaran Olahraga di sekolah, karena hal itu menyenangkan. Saat paduan suara, aku juga belajar untuk bermain angklung. Paduan suara diajarkan oleh Ibu Sally dan Ibu Jessica. Ibu Sally adalah pengarang lagu anak-anak.

    Selain paduan suara, aku juga belajar musik di sekolah. Beberapa waktu lalu saat pelajaran musik, aku belajar bermain suling dan menjadi dirigen. Yang mengajari musik adalah Ibu Mela. Ibu Mela juga terkenal sebagai penyanyi dan pemain musik. Ayahku juga seorang pemain musik, dia bisa bermain bermacam-macam alat musik, terutama piano. Tetapi aku tidak menyukai bermain piano, aku lebih suka bernyanyi.

    Saat aku kecil aku pernah bermain drum. Akan tetapi, aku tidak terlalu suka sehingga aku tidak pandai bermain musik. Ibuku berjanji akan memasukan aku les vokal apabila aku lolos audisi penyanyi solo. Ibuku berkali-kali berkata bahwa aku akan les vokal tetapi sampai sekarang aku belum ikutan les. Mungkin ibuku khawatir aku bosan apabila les vokal. Sebenarnya aku sangat ingin les vokal. Semoga aku lolos audisinya agar dapat les vokal segera.

    Ibu Guru Irti mengajarkan pelajaran seni. Ibu Irti mengajarakanku menggambar manusia. Nanti, aku juga akan diajarkan untuk melukis di pelajaran seni.

    Pelajaran bahasa asing selain Bahasa Inggris adalah Bahasa Mandarin. Walaupun aku keturunan Cina tetapi aku tidak mengerti bahasa Mandarin, demikian juga ibu dan bapakku. Walaupun pelajaran Bahasa Mandarin sulit, tetapi aku mendapatkan nilai yang bagus. Guru yang mengajar sangat pandai berbahasa Mandarin, namanya Huang Laoshi.

    Pelajaran yang paling sulit adalah Social Studies, karena banyak sekali hafalannya. Social Studies diajarkan oleh Ibu Rika. Akan tetapi, sekarang ini Ibu Rika sedang cuti melahirkan dan guru penggantinya adalah Ibu Egi. Ibu Egi juga baik dan aku dapat mempelajari Social Studies dengan baik.

    Dari semua pelajaran tersebut, aku paling menyukai pelajaran Agama, Olahraga, dan Health Education. Semuanya menyenangkan untukku. Semoga aku mendapatkan nilai yang baik untuk semua pelajaran. Dan guru yang paling aku suka adalah Pak Abid, karena dia lucu. Pernah dia menyebutkan namanya Abray, sesuai dengan tulisan nama di belakang bajunya. Aku juga mempunyai teman yang paling aku sukai, yaitu Tiara Maharani, Rere, Giselle, dan Bitha. Setiap hari aku bermain bersama mereka pada saat istirahat. Mereka adalah teman yang baik dan menyenagkan.

    Di sekolahku juga ada banyak acara-acara, seperti 17 Agustus, karya wisata, perayaan Idul Fitri, dan Natal. Kami merayakan bersama-sama karena kami adalah Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu sesuai dengan semboyan negara Indonesia.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Josephine Everly Winata Lim

    Hai teman-teman, namaku Josephine Everly Winata Lim. Saat ini saya duduk di kelas lima di Kinderfield Primary School. Sekolahku berlokasi di Jalan Rawa Domba nomor 88, Jakarta Timur. Setiap hari aku bangun pukul 05.30. Setelah sarapan pagi, aku dan kakak berangkat sekolah bersama-sama karena kakak bersekolah di SMP Highfield yang berlokasi di gedung yang sama. Suasana lingkungan di sekolah sangat nyaman. Di pinggir pagar tembok sekolah ditanami pohon-pohon yang rindang sehingga angin terasa sepoi-sepoi dan taman sekolah yang ditanami rumput seperti karpet hijau yang terbentang.

    Di sekolahku kami masuk pada pukul 07.15. Ada kebiasaan khusus di sekolah kami yaitu sebelum memasuki kelas kami akan menyanyikan satu Lagu Nasional dan lagu Sekolah Kinderfield. Tujuan kami menyanyikan lagu tersebut, sebelum dimulai pelajaran agar kami belajar mencintai dan mengenal lagu nasional dan membangkitkan semangat supaya kita lebih segar ketika pelajaran dimulai. Dan menurut saya hal tersebut sangat efektif karena setelah bernyanyi kondisi badan menjadi lebih segar dan bersemangat.

    Di sekolah ada satu hal yang cukup menyenangkan yaitu jika ada pelajaran yang memerlukan pengenalan secara langsung maka guru akan langsung memberikan praktek ke lapangan. Contoh, saat pelajaran Science tentang lingkungan alam dan mengenal jenis bentuk daun, setelah ibu guru menerangkan teori di kelas, setelah itu kami diajak ke lapangan sekolah untuk belajar mengenal lingkungan alam dan bentuk bentuk daun di taman belakang sekolah. Selain praktek di lapangan kami juga sering melakukan eksperimen di laboratorium. Semua murid merasa sangat senang karena kami akan menggunakan alat-alat khusus dalam eksperimen. Sebelum pelajaran dimulai ibu guru mulai memberikan penjelasan tentang nama alat-alat tersebut dan kegunaannya. Para siswa merasa bersemangat karena mendapatkan pengalaman baru yang menarik di laboratorium.

    Saat jam istirahat, kami segera turun ke kantin. Kantin di sekolahku sangat besar, kadang di kantin terdengar suara kicauan burung yang berterbangan di luar. Karena di sekolah banyak ditanami pohon sehingga banyak pula burung yang hinggap di sana. Di kantin sekolah ada dijual bermacam-macam makanan dan minuman seperti jus buah, susu, sayuran dan makanan. Semua makanan yang dijual di kantin sekolah diawasi langsung oleh pihak sekolah dan dipastikan tidak menggunakan penyedap rasa untuk menjamin kesehatan para siswa. Pembayaran makanan di kantin sekolah tidak menerima uang tunai jadi para siswa umumnya membeli kupon di ruang adminstrasi terlebih dahulu.

    Teman-teman, jika saya kehabisan air di botol minum, saya bisa mengisi ulang di sekolah, karena di setiap lantai sekolah termasuk di kantin disediakan air mineral isi ulang. Hal tersebut memudahkan para siswa untuk mengisi botol kembali. Apalagi jika sehabis pelajaran olahraga, badan yang sudah lelah dan kehausan memerlukan cairan yang lebih banyak.

    Suasana lingkungan sekolah yang nyaman serta fasilitas yang mendukung disertai dengan guru-guru yang selalu membantu para siswa membuat kami dapat belajar dengan maksimal. Di sekolah kami biasa mengadakan diskusi dalam suatu materi. Sehingga anak-anak menjadi aktif di kelas. Berani bertanya dan berani menjawab menjadi suatu kebiasaan kami dalam berdiskusi. Jika ada pelajaran yang belum kami mengerti, kami dapat bertanya atau minta diajarkan kembali oleh ibu guru setelah jam sekolah usai. Ibu guru selalu menanyakan apakah ada pertanyaan atau ada yang belum jelas dimengerti oleh kami. Biasanya jika tidak ada pertanyaan dari para murid, ibu guru akan memberi pertanyaan kepada satu per satu murid dalam kelas itu. Beberapa anak murid yang tidak terlalu bisa dalam suatu pelajaran maka guru akan mengadakan kelas tambahan untuk anak murid di materi tersebut setelah jam sekolah usai.

    Sekolah juga sangat mendukung dan memfasilitasi siswa yang memiliki bakat khusus untuk berkembang lebih baik lagi. Adanya program bakat siswa yang diadakan oleh pihak sekolah seperti program berenang, futsal, marching band, balet, dan musik. Tahun ini sekolah kami mendapatkan kesempatan untuk tampil di Istana Negara pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia untuk mementaskan marching band anak. Prestasi lain juga didapatkan dari program renang. Salah satu temanku yang bernama Sharla, dia adalah siswa yang berprestasi di olahraga renang. Sekolah juga mendukung hal tersebut dan membantu melatih dia untuk berkembang lebih baik, sehingga akhirnya dia menjadi perwakilan dari Jakarta Timur untuk perlombaan renang antar provinsi. Itu memotivasi dan memacu siswa lainnya untuk mendapatkan prestasi yang baik di bidangnya masing-masing. Dan saya juga ikut termotivasi untuk bisa menjadi pemain piano yang bisa menghasilkan prestasi yang baik seperti yang lainnya.

    Saya merasa beruntung bisa bersekolah di tempat yang baik, yang selalu memberikan dukungan dan fasilitas bagi para siswa untuk berkembang menjadi pelajar yang lebih bertanggung jawab terhadap cita-cita yang diimpikannya. Semoga ke depan saya bisa menjadi siswa yang berprestasi yang dapat dibanggakan oleh orang tua dan sekolah. Terima kasih untuk para guru yang selalu memberikan dukungannya tanpa rasa lelah kepada kami para murid.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Polanco Surya Achri

    Sebelum Tidur

    Aku suka bermain bayangan dengan kedua tanganku
    membuat bentuk-bentuk yang mirip dengan hewan, lalu
    bercerita seperi Ayah saat mencerita pertualangan Kancil.

    2018

    Aroki

    Aroki, adalah nama sepedaku. Warnanya ungu
    seperti warna awan yang berarak di langit malam.
    Aku sangat senang bersepeda, karena seperti terbang.
    Angin berhembus dengan kencang. Aku sangat senang
    bersepeda bersama Aroki.

    2018

    Rebit

    Namanya Rebit, dan dia adalah boneka kelinciku.
    Dia berbadan besar, dan bertelinga panjang. Dia juga
    mempunyai bulu berwarna coklat yang sangat lembut.
    Rebit suka mengajakku bermain di Kota Cahaya,
    dan aku merasa seperti Alice, yang ada di Wonderland.

    2018

    Kali Mbah Suma

    Saat masih kelas 1 dan 2, aku sering pulang sekolah melewati
    Kali Mbah Suma. Aku sering pulang bersama teman-temanku.
    Di samping gereja, yang ada di dekat Kali Mbah Suma, kami
    sering berhenti sebentar. Mencari kereweng atau batu pipih untuk
    berlomba: banyak-banyakan loncatan dari batu yang akan kami
    lemparkan ke sungai. Di dekat Kali Mbah Suma, ada rumah berpagar hijau.
    Di sana memelihara anjing. Kami selalu berlari saat melewatinya:
    karena takut digigit, juga ngeri saat mendengar suaranya.

    2017-2018

    Sehabis Hujan

    Aku suka berjalan-jalan di sekitar rumah. Bermain air dan melihat
    bayang-bayangku di genangan hujan. Aku sering membawa sesobek kertas
    yang akan kubuat menjadi kapal-kapalan, dan akan kubiarkan mengambang.
    Ah, aku ingat, semalam Bunda menceritakan kisah Nabi Nuh kepadaku.

    2017-2018

    Mengejar Layangan

    Aku tidak begitu pandai menerbangkan layangan
    tapi aku suka menemani dan membantu sepupuku
    menerbangkannya. Saat yang paling kusukai adalah
    saat melihat layangan yang beradu di langit, dan saat
    ada layangan yang putus aku akan mengejarnya, sambil
    berteriak dengan penuh semangat: Gaaabuuuullll . . .

    2017-2018

    Bermain Bola Plastik

    Kami akan mengumpulkan sisa uang jajan, untuk membeli bola
    dan bermain di lapangan dekat Masjid. Sepasang sandal akan
    menjadi gawang yang dihitung dengan langkah perlahan di dua sisi.
    Hujan bukanlah halangan, dia adalah penambah keasyikan bermain.

    2018

    Memancing

    Saat hari libur, aku sering diajak Ayah pergi memancing.
    Ayah mengajariku bagaimana cara memasang umpan di kail
    dan melemparkan pancing ke dalam air. Ayah sering bilang
    memancing itu harus sabar. Ayah akan membantuku menarik
    pancing saat umpan sudah di makan ikan. Berat! Ternyata, ikan
    yang aku dapat sangat besar. Ayah bilang, itu buah kesabaran.

    2018

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Nova Azzalia Putri

    Udara di Pegunungan

    udara di pegunungan sangat dingin
    di sana banyak pohon yang menggigil
    daun-daun kering beterbangan
    di sana banyak rumput dan tanaman
    juga kayu-kayu kering masih berbau embun
    dan pohon yang sangat tinggi

    Pohon yang Sangat Tinggi

    aku melihat pohon durian
    pohon durian yang sangat tinggi
    pohon itu tumbuh besar dan sangat lama
    lebih lama dari umur manusia
    setiap pagi aku melihat pohon itu
    berdiri seperti membeku

    Pohon Pisang

    pohon pisang berbuah satu kali
    seperti kita yang hidup hanya satu kali
    pohon pisang mempunyai jantung
    seperti kita juga mempunyai jantung
    pohon pisang tumbuh puluhan tahun

    Pohon Jambu Biji

    aku suka memanjat pohon jambu biji
    tumbuh di samping rumah mbah uti*
    kalau aku sakit perut
    daunnya bisa untuk obat
    buahnya mengandung vitamin c

    *mbah uti= Simbah putri, nenek

    Di Sungai Belakang Rumah

    banyak ikan berenang
    menyusuri arus
    segerombolan udang
    bersembunyi di batu-batu
    aku melihat kepiting
    sedang mencari makan
    untuk anaknya yang kelaparan

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Dean Agha Koeswantoro

    Setiap tahun sekolahku menyelenggarakan pameran sains. Dalam acara tersebut, siswa-siswi diberi kesempatan untuk memilih tema dan melakukan penelitian yang berhubungan dengan tema tersebut. Setelah itu, mereka akan mempresentasikan hasil penelitiannya kepada juri. Kemudian juri akan menilai presentasinya dan membandingkan dengan presentasi peserta yang lain. Setelah dibandingkan dan dipilih pemenangnya, pemenang akan dipanggil ke panggung dan diberi hadiah.

    Berikut ini adalah cerita tentang pameran sains di sekolahku.

    Ketika aku mendapat berita bahwa sekolahku akan mengadakan pameran sains, aku senang sekali. Akhirnya aku bisa melakukan apa yang dilakukan orang yang pernah aku lihat di televisi. Setelah mendengarkan beritanya, aku langsung mencari di internet tentang bagaimana melakukan presentasi sains yang bagus. Aku membaca banyak artikel tentang pameran sains.

    Setelah membaca artikelnya, aku harus memilih tema apa yang akan aku kerjakan. Ada banyak sekali tema yang bisa aku pilih. Tapi aku tidak ingin yang terlalu susah. Karena khawatir tidak selesai mengerjakan semua rangkaian penelitiannya. Pertama, aku ingin memilih tema pemurnian air. Tapi aku pikir itu terlalu susah untuk dikerjakan dalam waktu yang singkat. Jadi, aku mencari tema penelitian yang lain. Kemudian aku menemukan tema mengenai pengelompokan daun. Aku memutuskan untuk memilih tema itu.

    Dalam melakukan penelitian, aku harus mengumpulkan daun, meneliti, dan membaginya menurut bentuk dan warna daun. Aku dibantu oleh teman kakekku untuk mengumpulkan daun di sekitar lingkungan rumahku. Karena ada banyak daun yang berbeda, aku bisa membaginya menjadi lebih banyak kelompok.

    Setelah dikumpulkan daunnya, aku harus menelitinya. Aku melihat dengan detail daunnya, baik warna maupun bentuknya. Ada yang berbentuk panjang, berwarna gelap, berbentuk pendek, berwarna terang dan lain sebagainya.

    Setelah diteliti, daunnya aku foto dan tempel di poster yang akan aku gunakan untuk melakukan presentasi. Di poster itu aku juga menulis caraku melakukan eksperimen, hipotesaku, dan kesimpulan dari eksperimenku. Poster itu aku buat dari kertas karton. Posternya aku buat bersama ibuku. Kami harus membuat posternya dengan rapih supaya juri tidak bingung dan pusing.

    Setelah membuat poster di rumah, aku membawanya ke sekolah keesokan harinya. Ketika sudah sampai di sekolah, aku mencari mejaku yang sudah dinamai oleh panitia pameran sains. Setelah menemukan mejaku, aku menyiapkan posterku di meja. Sebelum jurinya datang ke mejaku, aku mengingat kalimat-kalimat yang sudah aku siapkan sebelum ke sekolah. Itu adalah kalimat-kalimat yang akan aku sampaikan pada juri.

    Akhirnya juri menghampiri mejaku lalu aku melakukan presentasi. Setelah melihat presentasiku, juri menilai presentasiku. Aku sedikit mendengar kalau aku mendapat nilai yang bagus untuk presentasiku. Setelah aku mendapat berita kalau nilaiku bagus, aku langsung senang sekali. Sebelum diumumkan pemenangnya, aku ingin keliling ruangan pameran sains yang dipenuhi dengan tugas anak lain.

    Aku sudah melihat tugas anak-anak yang lain. Setelah melihat semuanya, aku khawatir aku tidak menang. Ketika sudah waktunya untuk mengumumkan pemenangnya, aku tidak sabar untuk mengetahui siapa yang menang. Supaya lebih membuat ketegangan, pertama kali pembawa acara mengumumkan juara ketiga, diikuti oleh juara kedua, dan terakhir juara pertama. Setelah menunggu lama untuk juara ketiga dan kedua, aku mendengar namaku disebutkan oleh pembawa acara. Aku pemenang pertama pameran sains di sekolahku.

    Setelah pembagian hadiah, semuanya membereskan meja sendiri. Setelah selesai membereskan meja, aku langsung pulang.

    Bagian terfavoritku dalam eksperimen ini adalah ketika aku meneliti daunnya dan menempelkannya di poster. Aku juga suka melihat-lihat eksperimen anak-anak yang lain. Pengalaman ini sangat menyenangkan.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Fatimah Salsabila Az-Zahra

    Ayah Nina bekerja di luar kota dan selalu pulang ke rumah seminggu sekali. Setiap ayah pulang, Nina selalu dibawakan banyak sekali cokelat dan kue manis berwarna-warni. Sayangnya, Nina tidak mau berbagi dengan Fina, adiknya. Nina memilih untuk menyembunyikan cokelat dan kue-kue kesukaannya di kamar.

    “Aku makan di kamar saja, ah!
    Biar Fina tidak minta!” kata Nina dalam hati sambil membawa satu toples penuh
    berisi cokelat.

    Nina suka sekali makan cokelat di
    kamar sambil membaca buku atau menggambar. Sayangnya, dia selalu lupa membuang
    bungkus cokelatnya dan membersihkan remah-remah yang tertinggal di tempat
    tidurnya.

    Sudah satu minggu Nina selalu
    makan cokelat di kamar dan bahkan menyelipkan bungkusnya di sela-sela tempat
    tidur! Hiyyy!

    Suatu malam, saat jarum jam
    menunjukkan pukul dua pagi, tiba-tiba Nina mendengar suara gaduh di dalam
    kamarnya. Nina terbangun dan merasa ketakutan.

    “Bagaimana ini?” sebuah suara
    terdengar dari bawah. Nina takut sekali dan tidak berani bergerak.

    “Lapor, Raja! Ada makanan yang
    belum terangkut. Kami kesulitan karena tempatnya di dekat bantal Nina.”

    Nina terkejut. Dari balik karpet,
    muncul dua ekor semut yang berukuran lebih besar dari biasanya. Mereka bahkan
    berbicara satu sama lain seperti manusia! “Apakah aku bermimpi?” tanya Nina
    dalam hati.

    Tiba-tiba sesuatu merayap di balik
    tempat tidur Nina. Badan Nina tiba-tiba terangkat. Nina sangat terkejut melihat
    dua semut raksasa menarik rambutnya, sementara lima semut raksasa lainnya
    berusaha mengangkat tubuhnya.

    “Ayo kita pindahkan Nina agar
    bisa mengambil makanan terakhir itu!” perintah salah satu semut yang ada di
    atas karpet.

    Rupanya para semut mengira Nina
    masih terlelap dan mereka ingin memindahkan Nina agar lebih mudah mengambil
    bungkus cokelat yang masih terdapat sisa-sisa cokelat di pinggirannya. Bungkus
    cokelat itu semalam Nina buang begitu saja di dekat bantal sebelum tidur.

    “AAA! Tidaaak! Tolong! Ayah, Ibu!
    Tolong Nina!” teriak Nina.

    Para semut pun terkejut karena
    Nina yang menjerit ketakutan. Tiba-tiba seekor semut yang berukuran paling
    besar mendekat ke arah Nina yang menangis ketakutan. “Oh, maaf Nina kami
    mengganggu tidurmu. Tapi kami sangat menyukai makanan-makanan yang kamu
    tinggalkan di tempat tidurmu.”

    Kemudian, semut-semut itu kembali
    mencoba mengangkat tubuh Nina yang berteriak ketakutan. “Ayah! Ibu!”

    “Nina! Ada apa, sayang?”

    Nina membuka matanya dan melihat
    ibu yang keheranan. Nina merasa lega karena ternyata tadi hanya mimpi. Nina pun
    memeluk ibu erat-erat sambil berjanji untuk membersihkan kamarnya dari sampah
    dan remah cokelat. Nina juga berjanji untuk tidak lagi makan cokelat dan kue di
    kamar.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Teresa Zevanya Dyaniputri

    Hari sabtu yang cerah, Dinda dan Dino mengunjungi museum. Bersama kedua orang tuanya, mereka melihat-lihat kerangka dinosaurus dan binatang-binatang purba. Setelah itu, mereka menuju ke galeri harta. Kebetulan waktu itu museum sedang sepi, hanya ada mereka di ruangan itu. “Lihat, Kak!” kata Dinda. “Ada berlian besar tuh.”

    Memang benar, ada sebuah berlian yang besar sekali di tengah ruangan itu. Posisinya berada di dalam kotak kaca.

    Karena Dinda dan Dino ingin buang air kecil, mereka sekeluarga pergi ke kamar kecil. Bersama-sama mereka meninggalkan ruangan tersebut. Setelah selesai dari kamar kecil, mereka kembali ke dalam galeri. Namun, alangkah terkejutnya mereka tatkala melihat kotak kaca tempat menyimpan berlian, ternyata berliannya sudah tidak ada, “Berlian itu hilang!” pekik mereka.

    Kaca pelindungnya ternyata pecah di satu sisi, dengan bentuk lingkaran sempurna. Tidak ada remah pecahan sedikitpun. Keluarga itu kemudian melapor kepada penjaga terdekat. Mereka pun kemudian mencoba melihat kamera pengintai. Dari hasil rekaman terlihat bahwa berliannya masih aman namun kemudian tiba-tiba kamera pengintai mati dan ketika hidup dan merekam lagi, berliannya telah hilang.

    Penjaga museum segera menghubungi polisi terdekat. Polisi segera datang lalu melakukan inspeksi dan investigasi di dalam ruangan itu. Dari hasil pemeriksaan, tidak ada sidik jari yang tertinggal di kotak kaca itu. “Mungkin pelakunya menggunakan sarung tangan” kata Dinda kepada Dino. Tidak ada petunjuk lain kecuali pecahan kaca lingkaran itu. Mereka semua terheran-heran bagaimana pelakunya bisa melakukan hal itu.

    Dinda dan Dino larut dalam pikiran mereka masing-masing. Mereka mengingat-ingat buku-buku dan pelajaran tentang teknologi. Lalu seperti ada lampu yang menyala dalam benak mereka, keduanya teringat pada sebuah buku teknologi yang menjelaskan tentang laser. Di dalam buku itu diterangkan bahwa laser bisa menembus apapun, mulai dari kertas hingga gunung. Kaca juga bisa dipecahkan menggunakan laser.

    Kakak beradik itu meminta salah satu dari para polisi untuk menyentuh pinggiran kaca itu. “Jika panas, berarti pencurinya menggunakan laser, Pak Polisi,” kata Dinda dan Dino bersamaan. Polisinya mengangguk, lalu menyentuhnya. Sedetik kemudian ia langsung melompat menjauh sambil memegang jarinya. “Panas,” teriak Pak Polisi itu. Ia langsung mengatupkan mulutnya karena telah mengganggu ketenangan. Ternyata benar, pinggiran pecahan itu panas.

    Kemudian, polisi bergegas melacak keberadaan toko laser termahal. Ternyata, toko itu berada tepat di sebelah museum. Para polisi bergegas ke sana dan menanyakan siapa yang baru-baru ini datang ke sana dan membali laser. Penjaga toko itu mendeskripsikan wajah orangnya. Para polisi juga menanyakan benda-benda apa saja yang orang itu sentuh untuk menemukan sidik jari.

    Polisi segera melacak keberadaan orang itu dan tak berapa lama mereka berhasil menangkapnya dan memasukkannya ke dalam mobil. Dinda dan Dino ikut pula ke kantor polisi. Di sana, mereka berdua diberi lencana kehormatan. Wah, betapa senangnya mereka mereka.

    Para polisi segera menanyakan keberadaan berlian kepada pencurinya. Pencuri itu bernama Joni. Pak Joni mengaku kalau berliannya disimpan di rumahnya. Para polisi segera menjemput berlian itu serta tak lupa berterima kasih kepada Dinda dan Dino.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Shania Azzahra Budianto

    Aku suka sekali membaca buku. Setiap hari, aku membaca buku yang berbeda. Seperti komik, majalah, dan buku cerita. Sebelum tidur, aku selalu membaca buku kesukaanku, yaitu Dongeng untuk Anak Tercinta. Kemarin, aku membaca buku cerita tentang persahabatan yaitu Sahabat Sejati. Sekarang, aku lebih suka membaca buku tentang pengetahuan alam dan  pengetahuan sosial.

    Aku juga suka membuat cerita. Cerita yang telah kubuat judulnya Si Kancil yang Nakal, Petani yang Rajin, Desaku, Alam yang Indah, dan Indonesia yang Indah. Aku juga suka membacakan cerita yang telah kubuat ke keluargaku.  Biasanya, adikku sangat senang ketika aku membacakan sebuah cerita. Kadang-kadang orang tuaku menilai ceritaku dan cara aku membacakannya. Aku juga sering berlatih cara membuat cerita yang bagus dan cara membacakannya. Berlatih membuatku jadi lebih mengerti cara membuat cerita yang baik.

    Aku juga suka membaca buku cerita di depan kakek dan nenekku. Mereka selalu mendengarkan sebuah cerita dengan sepenuh hati. Sebaliknya, jika aku mendengarkan sebuah cerita tentang sejarah, aku akan mendengarkannya dengan penuh kehormatan.

    Orang tuaku memberitahu bahwa jika kita membaca buku dengan rajin, kita akan mendapatkan ilmu yang tidak akan terlupakan ketika sudah dewasa. Ibuku juga selalu mengingatkan aku jika aku tidak belajar dengan sungguh-sungguh aku akan lupa dengan ilmu yang telah aku pelajari dari kecil ketika aku dewasa. Membaca buku membuat kepintaran dan ilmuku bertambah.

    Setiap aku pulang ke rumah dari sekolah, aku selalu mengulang pelajaran yang sudah dipelajari di sekolah dengan membaca buku pelajaran. Setiap hari, aku juga suka membaca komik tentang  anak sekolah yang berusaha untuk menemukan sahabat sejati yang sebenarnya. Anak itu bernama Luis Raphael Thompson, yang dipanggil Luis, yang akhirnya menemukan sahabat sejati yang bernama Putra. Aku suka sekali komik itu. Mimpiku adalah untuk menjadi ilustrator yang terbaik di dunia. Aku harus belajar dengan rajin dan berlatih. Kadang-kadang aku membuat cerita di laptop. Tetapi, aku juga sering membuat cerita di buku tulis atau kertas.

    Aku mempunyai sekitar 20 buku cerita, 15 komik, 6 majalah, 24 buku Ilmu Pengetahuan Alam, 25 buku Ilmu Pengetahuan Sosial, dan 16 buku tentang sejarah. Hari ini, aku membaca sepuluh buku, yaitu Aku dan Kakak, Family Fantastic, Beast of Margenville, Teman Berempat, Jack and the Beanstalk, You and Me, The Bee, The Last Dragon, Sayap Peraih Mimpi yang Indah, dan Dragons: Race to the Edge. Kalau buku tentang sejarah, aku membaca lima buku, yaitu History of Soccer, The Egypt, Historical, The Great China, dan Beautiful Indonesia. Kemarin, aku membaca 8 buku cerita, 2 komik, 13 majalah, 17 buku Ilmu Pengetahuan Alam, dan 15 buku Ilmu Pengetahuan Sosial.

    Membaca buku adalah hal yang paling bermanfaat bagi hidupku. Membaca buku membuat aku jadi tahu apa yang sebelumnya aku belum tahu. Dengan membaca, ilmu dan kecerdasanku makin bertambah. Menurutku, membaca buku adalah pengalaman yang paling menyenangkan bagi diriku. Yang lebih indah dari membaca buku adalah bisa mendapatkan ilmu yang lebih banyak untuk masa depan dan untuk mewujudkan cita-citaku. Sekarang, aku harus membaca buku lebih giat dari sebelumnya. Sampai kapan pun aku akan selalu  membaca buku, karena buku menambah wawasanku menjadi lebih luas lagi.

    Membaca buku tuh asyik, lho!

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Sharla Fawnia Pramudito

    Apakah kamu suka membaca buku? Dulu waktu aku berumur enam tahun, aku tidak suka membaca buku. Aku terlalu sibuk dengan mainanku sehingga aku malas membaca. Tapi kini, aku lebih suka membaca buku daripada menonton televisi dan bermain di gadget. Serial buku favoritku adalah The Series of Unfortunate Events dan Creepover. Buku-buku tersebut sangat seru. Tiap kali membacanya, aku langsung terbawa oleh suasana dan seperti ikut merasakan apa yang terjadi di buku itu.

    Selain buku-buku fiksi, aku juga tertarik dengan buku biografi. Buku yang menjadi favoritku adalah serial biografi Who Is?/Who Was? yang menceritakan tentang kisah hidup dari tokoh terkenal. Cerita biografi tokoh terkenal yang sudah kubaca adalah kisah Michael Jackson, Neil Armstrong, Amelia Earhart, Mahatma Gandhi, Malala Yousafzai, dan Marco Polo. Tokoh favoritku adalah Michael Jackson. Dulu, Michael adalah anggota grup band keluarga Jackson, lalu ia mengejar karier solo. Ia menginspirasi banyak orang di dunia dengan musiknya. Membaca biografi tokoh terkenal menyenangkan karena aku jadi tahu siapa mereka, apa yang mereka lakukan, dan betapa hebatnya mereka.

    Membaca buku tidak hanya asyik, tapi juga bisa membawa banyak manfaat. Manfaatnya adalah memberi pengetahuan yang belum tentu kita dapat tanpa membaca buku. Aku belum tentu akan dapat informasi tentang Marco Polo tanpa membaca buku tentang kisahnya.

    Buku-buku pengetahuan seperti National Geographic bisa memperluas pengetahuanku tentang dunia. Menurutku buku juga bisa memberikan kosakata baru yang belum pernah aku dengar dengan cara yang mudah dan asyik, sehingga akan membantu kita dalam membuat cerita fiksi atau nonfiksi.

    Aku memiliki toko buku favorit. Di sana tersedia hampir semua jenis buku. Sayangnya, letak toko buku itu sangat jauh dari rumah, sehingga aku harus pergi ke daerah yang jauh dan terkena macet. Apabila aku tidak dapat menemukan buku dari serial favoritku, aku akan mulai melihat koleksi serial buku yang lain. Yang pasti aku harus membeli buku.

    Aku akan menghabiskan banyak waktu untuk memilih buku karena aku tidak ingin memilih buku yang tidak terlalu aku sukai. Aku akan mulai memilih buku dengan membaca ringkasan cerita yang berada di belakang buku. Dari situ, aku bisa memutuskan apakah cerita itu menarik dan layak untuk dibeli. Sebelum memilih, aku akan bertanya kepada orang tuaku tentang berapa buku yang boleh aku beli. Selain orang tuaku, Nenek juga sangat mendukung dengan kegemaranku membaca buku.

    Pergi ke toko buku favorit bersama Nenek sungguh asyik karena aku tidak perlu bertanya berapa buku yang bisa aku beli. Nenek akan membelikan berapa pun buku yang aku inginkan. Sekarang aku juga mulai senang membaca buku dalam bahasa Indonesia, dan aku merasa kosakata dan kemampuan menulisku dalam bahasa Indonesia menjadi lebih baik.

    Aku tahu harga buku tidaklah murah. Jadi, aku harus menabung agar dapat membeli buku. Kelak ketika aku dewasa, aku ingin menjadi penulis cerita anak-anak dan menerbitkan buku yang murah sehingga semua anak-anak dapat membeli buku, membaca buku, dan mendapatkan manfaat dari membaca. Aku berharap agar teman-temanku lebih senang membaca buku daripada bermain gadget agar kita semua bisa lebih pintar, serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

    Ayo kita buat Indonesia menjadi lebih baik, dimulai dengan gemar membaca buku!