Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Senin dalam Berbagai Himpunan

author = Aloysius Bram

Senin Menggejala

kebencian terhadap Senin 

telah menjadi demam lain 

 

panaseanya: racikan Minggu, Sabtu dan setengah dari Jum’at 

bersama layanan pesan antar 

diminum sembari Netflix dan selonjor

sebelum demam itu kembali dengan begitu gawat

 

sebentar saja

berselaput kegembiraan nan festive pisan 

sebab setelah ini Selasa, Rabu dan Kamis 

akan begitu genting dan ngomel

 

nrimo ing pandum ergo sum 

serupa jampi dus multivitamin

yawla, betapa sepekan adalah gejala 

yang begini-begini saja.

Pilihan Ganda: Melengkapi Haiku Senin

Senin adalah 

umpama manusia

     (a) … yang tak berkawan

     (b) … berkalang gamang

     (c) … menyarap diri

     (d) … bermuram libur

     (e) semua benar

Senin Mengambil Cuti

Bukankah Senin dikisahkan sebagai suatu gelap dan terang yang dipisahkan? Tapi sekali ini ia yang memisahkan diri lalu pergi mengambil libur cuti. 

 

Sesuatu harus ambil giliran memangku kesibukan. Demi kebahagiaan sesuatu harus digantungkan tinggi-tinggi serta dipercaya. 

 

Siapa ingin jadi Senin dengan segenap pidato upacara bendera, dasi dan urat yang mengencang, derit mesin fotokopi, anjuran puasa, sampai tercecernya uang kembalian? 

 

Tengok, mangkok-mangkok menganga dari sarapan yang tergesa. Siapa yang akan menghabiskannya? 

 

Tentu bukan Senin. Sebab kali ini ia duduk-duduk di taman. Menggenggam kopi susu gula aren sembari berdegup di luar waktu. Begitu lepas dari hitungan yang tua dan berpenghabisan.

Senin Menggali Diri

Tidak tahukah? 

Angin tak pernah lagi tentang sepoi 

dan awal tak selalu tentang pagi.

Kesadaran adalah kemeja dan sepatu hak tinggi

lalu ingin buru-buru dilucuti. 

 

Seseorang pernah manusia. 

Tetapi tangan-tangan tak kasat mata 

mendorong bergegas masuki kantor, pasar, sekolah,  halte, puskesmas, instastory. 

Berakhir keluar menjadi sesuatu yang lain

dan bersama menggali Senin-nya sendiri.

Ada Kabar Apa, Tara Basro?

perempuan-perempuan Senin 

masih membicarakan selulit di badanmu

 

tetapi hamparan baliho Jalan Kaliurang 

tidak mengenal Selasa, Rabu, dan Kamis 

ia tetap saja kulit porselen dan dagu-dagu tirus 

mengkilap direka gatekeeper kecantikan 

 

eureka! badan relikui 

bagi para curvy body 

artikel-artikel “tips turunkan berat badan” 

bicarakan nanti 

selama stroke dan diabetes

masih ditanggung BPJS Kesehatan dan premi asuransi

 

many kinds of insecurity is not necessary

sepanjang representasi badan-badan 

di media sosial begitu penting untuk dibicarakan 

begitu genting untuk diwacanakan 

begitu pening di kening yang berkerut-kerutan 

 

badan itu, kini dan nanti:

masihkah ada sisa untuk bercecah selulit kami?

selulit-selulit lain yang berlesung nyelip, menyebar, tetapi lebih abadi

sebagai bentuk-bentuk liyan nasib buruk hirau negara. kulum kesunyian, upah buruh murah, 

tak ada sarapan paha di meja makan keluarga enamlima, sembilandelapan, dan duasatudua 

 

lagipula kulitmu yang gingerbread brown itu 

senantiasa terpapar cahaya 

tempat numpang sempurna 

buat selulit kami dibicarakan.