Senin Menggejala
kebencian terhadap Senin
telah menjadi demam lain
panaseanya: racikan Minggu, Sabtu dan setengah dari Jum’at
bersama layanan pesan antar
diminum sembari Netflix dan selonjor
sebelum demam itu kembali dengan begitu gawat
sebentar saja
berselaput kegembiraan nan festive pisan
sebab setelah ini Selasa, Rabu dan Kamis
akan begitu genting dan ngomel
nrimo ing pandum ergo sum
serupa jampi dus multivitamin
yawla, betapa sepekan adalah gejala
yang begini-begini saja.
Pilihan Ganda: Melengkapi Haiku Senin
Senin adalah
umpama manusia
(a) … yang tak berkawan
(b) … berkalang gamang
(c) … menyarap diri
(d) … bermuram libur
(e) semua benar
Senin Mengambil Cuti
Bukankah Senin dikisahkan sebagai suatu gelap dan terang yang dipisahkan? Tapi sekali ini ia yang memisahkan diri lalu pergi mengambil libur cuti.
Sesuatu harus ambil giliran memangku kesibukan. Demi kebahagiaan sesuatu harus digantungkan tinggi-tinggi serta dipercaya.
Siapa ingin jadi Senin dengan segenap pidato upacara bendera, dasi dan urat yang mengencang, derit mesin fotokopi, anjuran puasa, sampai tercecernya uang kembalian?
Tengok, mangkok-mangkok menganga dari sarapan yang tergesa. Siapa yang akan menghabiskannya?
Tentu bukan Senin. Sebab kali ini ia duduk-duduk di taman. Menggenggam kopi susu gula aren sembari berdegup di luar waktu. Begitu lepas dari hitungan yang tua dan berpenghabisan.
Senin Menggali Diri
Tidak tahukah?
Angin tak pernah lagi tentang sepoi
dan awal tak selalu tentang pagi.
Kesadaran adalah kemeja dan sepatu hak tinggi
lalu ingin buru-buru dilucuti.
Seseorang pernah manusia.
Tetapi tangan-tangan tak kasat mata
mendorong bergegas masuki kantor, pasar, sekolah, halte, puskesmas, instastory.
Berakhir keluar menjadi sesuatu yang lain
dan bersama menggali Senin-nya sendiri.
Ada Kabar Apa, Tara Basro?
perempuan-perempuan Senin
masih membicarakan selulit di badanmu
tetapi hamparan baliho Jalan Kaliurang
tidak mengenal Selasa, Rabu, dan Kamis
ia tetap saja kulit porselen dan dagu-dagu tirus
mengkilap direka gatekeeper kecantikan
eureka! badan relikui
bagi para curvy body
artikel-artikel “tips turunkan berat badan”
bicarakan nanti
selama stroke dan diabetes
masih ditanggung BPJS Kesehatan dan premi asuransi
many kinds of insecurity is not necessary!
sepanjang representasi badan-badan
di media sosial begitu penting untuk dibicarakan
begitu genting untuk diwacanakan
begitu pening di kening yang berkerut-kerutan
badan itu, kini dan nanti:
masihkah ada sisa untuk bercecah selulit kami?
selulit-selulit lain yang berlesung nyelip, menyebar, tetapi lebih abadi
sebagai bentuk-bentuk liyan nasib buruk hirau negara. kulum kesunyian, upah buruh murah,
tak ada sarapan paha di meja makan keluarga enamlima, sembilandelapan, dan duasatudua
lagipula kulitmu yang gingerbread brown itu
senantiasa terpapar cahaya
tempat numpang sempurna
buat selulit kami dibicarakan.