Sejak Ahad Wage yang silam dalam almanak
tiang-tiang tetap tegap tegak. Tilas desak gerak
memberkas serupa bayang-bayang
di bawah cahaya remang
menimpa garis yang diluruskan
dari segala urusan.
Kisah itu masih. Seperti enggan tersisih.
Setelah pintu-pintu terkunci, serambi mulai sepi
senantiasa ada yang datang kembali
bersama gumam zikir para wali.
Yogyakarta, 2018
Masjid Pathok Negara
ratusan tahun lamanya
suara azan dan syair puji-pujian
menjaga setiap jengkal tanah
batas wilayah kekuasaan
sebuah kerajaan
menancap di kedalaman
Wonokromo, Dongkelan,
Mlangi, Plosokuning, Babadan
sebagai tanda, tidak akan patah
sulit terjamah dan mustahil musnah
di atas mustaka gada sulur
kersik daun-daun sawo kecik
mengirim isyarat para leluhur
mengingatkan untuk berijtihad
dari maslahat atau dari muslihat
Yogyakarta, 2018
Masjid Auliya’ Gebang
di dinding serambi, bersanding penanggalan
tersurat sengkalan
riwayat tiang tunggal ditegakkan
bertahun-tahun jadi sejarah
penanda, kiblat tak pernah berubah
Yogyakarta, 2018
Masjid Syuhada Kotabaru
Mengapa perjuangan mesti ditandai
kalau kelak tidak diceritakan kembali
kepada anak cucu yang tumbuh
di tubuh renta kota ini?
Bukan soal mengenang kalah menang
tapi, ada baiknya melihat ke belakang
tak seorang pun sanggup memungkiri
peristiwa lalu, tatkala sebuah masjid berdiri
di kedalaman labirin Kotabaru
setelah tahun-tahun gelap kelabu.
Kini, hari-hari jadi hening
kita tak bisa mengelak dan berpaling
saat azan berkumandang demikian nyaring.
Yogyakarta, 2018
Langgar Kidoel
Setelah dirobohkan silang sengketa paling keji
Tanpa memusuhi kaudirikan lagi langgar ini
Sunyi pawiyatan di balik ingar-bingar siang malam
Terimpit rumah-rumah tua kampung Kauman
Sebutir zarah di dasar sejarah sebuah nagari
Tumbuh menuju arah sinar matahari