• Ngibul
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Cerpen Terjemahan
    • Cerpen Anak
  • Non-Fiksi
    • Artikel
    • Buku
    • Film
    • Opini
    • Seputar Anak
  • Puisi
    • Puisi Terjemahan
    • Puisi Anak
Menu
  • Ngibul
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Cerpen Terjemahan
    • Cerpen Anak
  • Non-Fiksi
    • Artikel
    • Buku
    • Film
    • Opini
    • Seputar Anak
  • Puisi
    • Puisi Terjemahan
    • Puisi Anak
Search

Filantropi

  • Puisi
  • 4 December 2020
En. Aang MZ

En. Aang MZ

Filantropi

Bukan aku yang sebenarnya 

Mengatakan kebenaran ke bilik perasaan

Itu hanya serupa air tawar yang di asinkan 

 

Engkau yang sebangsa alat kelamin

Sebatas telinga yang mendengarkan

Pendek-pendek basah

Pendek-pendek tegang

Sebuah peristiwa yang harus di tenggelamkan

 

Sudahlah kau jangan terlalu tawar dalam filantropi

jika kau bisa asinkan perjalananmu sebelum yang asin jadi tawar

Agar yang asin jadi garam

Teruslah berjalan hingga saatnya terdengar omongan orang

“anjing aku mati-matian dalam keinginan”

 

Gili raja, 21-juli- 20

Sketsa mana

Sketsa mana yang menyerupai kearifanku

Bilamana yang ada  bagai tangan yang berjalan

Ruang mana yang bisa menerima pengap

Kebahagiaan mana yang menerima kegetiran

Mungkin tak ada dari kedua-duanya

 

Aku arif dalam kebahagiaanku

Jika ada yang menyambut skema-skema luka

Yang tertera dan tabah menerimanya

Api yang membara kekuning-kuningan

Tak ada yang pasrah bagi yang bernyawa kecuali mati

 

Tak jauh beda dengan skema yang tertera

Tak kan ada yang menyelimuti skema

Kecuali skema berubah nyata

Nyata dalam kearifan yang seutuhnya.

 

Gili raja,22-juli-20

Jemawa

Yakni buah mangga masih muda

Tak ada tangan yang memetiknya

Mungkin ada kisah Mahabharata

Yang di lakoni buah mangga

 

Gili raja,24-juli-20

Laut

Keramaian ombak menyibak hening kefakiran dengus lautan

Yang menelangsa pada ikan-ikan jelmaan manusia 

 

Pantai adalah batas perahu dalam kegagalan maupun kemenangan

Yang bersimbah tengkuk ikan yang terpompang dan terpancing

 

Angin berhamburan dengan pasir menakwilkan segenap pemukim lautan

Angin yang menakrifkan bahwa ada tangan yang mencari ikan

 

Dan dermaga ialah suatu senja bagi remaja dalam merpati, waktu senja 

Dan para merunduk untuk kekasihnya

Ia akan berubah senja dalam melenggaknya

 

Gili raja,26-juli-20

Seakan-akan cacat

Berdiri di antara letak datangnya pasang-surut

Suasana menjadi senja, dikala engkau berselancar di wajahku 

Kini serupa perahu berlayar

Lalu tenggelam ke dasar ingatan

 

Berdiri di antara letak datangnya pasang-surut

Ranum di pasir wajahmu

Yang pernah berbunga didahanku 

Lalu, bunga itu jatuh

Padahal aku ingin merangkulnya kembali

Tapi lebih dahulu hujan membawakan kau ke samudra

Hingga tanganku seakan-akan cacat

 

20-03-2020

En. Aang MZ

En. Aang MZ

Lahir 2001 di Pulau Gili Raja, Sumenep. Kuliah di IAIN JEMBER di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Alumni Nurul Huda II, dan PP. Annuqayah daerah Lubangsa Selatan. Dan kini Mahasiswa IAIN Jember Prodi Komunikasi Penyiaran Islam.

Bagikan tulisan ini

Share on facebook
Share on whatsapp
Share on twitter
Share on email

Tulisan Terkait

Buku

Ketika Serdadu Berkuasa dalam Kawi Matin di Negeri Anjing

R. Ari Nugroho 23 January 2021
Cerpen

It Snows Only Once In Our Dreams

Hadi Winata 19 January 2021
Puisi

Apakah Hujan Tahun Ini Akan Melahirkan Cinta?

Afrizal Ramadhan 15 January 2021
  • Tentang
  • Tukang
  • Kontributor
  • Cara Berkontribusi
  • Kebijakan Privasi
  • Toko
  • Kibul.inPenerbit
Menu
  • Tentang
  • Tukang
  • Kontributor
  • Cara Berkontribusi
  • Kebijakan Privasi
  • Toko
  • Kibul.inPenerbit
Facebook-f Twitter Instagram Discord Youtube Spotify

Copyright 2021 © Hak Cipta dilindungi Tuhan dan Negara. Design with Love by anovaisme