Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
author = Aryo Jakti Artakusuma
Semua bermula saat saya masih SMP, saya membeli CD mp3 bajakan di trotoar Jalan Soeprapto, pusat Kota Bengkulu seharga lima ribu, CD mp3 berisikan lagu-lagu tersohor dari band-band rock legendaris. Di dalamnya terdapat satu bagian berisi kompilasi lagu Van Halen. Saya lupa lagu apa saja yang ada dalam kompilasi tersebut, yang jelas ada Jump, Panama, Hot for Teacher, Ain’t Talkin’ Bout Love, dan Eruption. Ain’t Talkin’ Bout Love adalah lagu pertama di track itu, akan tetapi, ketika sampai pada lagu kedua, Eruption, saya dibuat kaget, tercengang kagum. Komposisi gitar berdurasi 1 menit 42 detik itu adalah kreasi dari seorang virtuoso, seorang vandalis, seorang mad scientist, seorang nabi, seorang inovator, seorang jenius; Eddie Van Halen, EVH, atau Eddie.
Eruption adalah sebuah lagu yang mentransformasikan musik dan gitar ke sebuah dimensi baru yang belum pernah ada. Eddie adalah figur transenden yang membawa orang-orang untuk main mata lagi dengan gitar sebagai inti musik rock. Rock dan gitar yang tadinya tersapu oleh disko menyeruak kembali, ketika Eddie memuntahkan Eruption semua orang tersentak, ingin mengikuti jejaknya; memainkan gitar dengan tapping ciamik. Silakan anda dengarkan dan tanyakan ke semua gitaris Hair Metal 80an, semuanya punya satu kesepakatan, Eddie telah membuatkan mereka jalan untuk melaju.
*
Edward Lodewijk Van Halen, lahir di Nijmigen, Belanda pada 26 Januari 1955 dari ayah bernama Jan Van Halen yang orang Belanda, dan ibu bernama Eugenia Van Beers seorang Indo dari Rangkasbitung. 1962 mereka bermigrasi ke Pasadena, California untuk mengejar American Dreams. “Kami hanya membawa 50 dollars dan sebuah piano. Aku hanya bisa mengucapkan beberapa kata dalam Bahasa Inggris ketika pertama kali sampai ke sini,” kata Eddie
Awal menjejakkan kaki di tanah impian, Jan Van Halen yang memang seorang musisi profesional mengambil kerja sambilan sebagai tukang cuci piring dan Eugenia menjadi pembantu rumah tangga. Sementara Eddie dengan kakaknya Alex Van Halen, yang memang sudah mengenyam pelajaran piano klasik di negeri oranye akhirnya tumbuh, bergaul, dan tenggelam di lingkungan rock and roll West Coast akhir 60an. Eddie dan Alex kemudian bersekolah di Pasadena City College. Di sana Eddie bermain gitar dan Alex bermain drum, juga mengambil les piano. Mereka bertemu David Lee Roth, membentuk Mammoth, dan Eddie menukar drumnya dengan gitar Alex. Teisco Del Rey adalah gitar pertamanya, dibeli seharga 110 dollars. Mammoth melengkapi formasinya dengan merekrut seorang bassis bernama Michael Anthony dari band lokal bernama Snake. Mereka akhirnya malang melintang di skena rock Pasadena, manggung membawakan materi David Bowie, The Rolling Stones dan banyak lainnya, juga mulai menulis lagu dengan gaya mereka. Dalam masa itu Eddie juga telah memainkan gitar rakitannya sendiri, dikenal dengan nama Frankenstein, ber-body merah penuh dengan coretan garis silang hitam putih. Tiga tahun mereka bermain di gigs sekitaran Pasadena, Hollywood, Santa Barbara secara rutin sampai akhirnya membangun reputasi sebagai salah satu penampil paling populer di California Selatan.
Suatu ketika, Gene Simmons, bassis Kiss datang dan menyaksikan mereka manggung di Starwood Club, Los Angeles. Simmons yang kepicut dengan aksi ciamik mereka pun menawari untuk rekaman beberapa lagu. Setelah selesai menerima bantuan tersebut, major label tak kunjung datang untuk meminta Van Halen menandatangi kontrak album. 1977, Ted Templeman seorang produser dari Warner Brothers menyaksikan aksi panggung Van Halen di—lagi-lagi—Starwood. Ia terkesima melihat aksi gila Roth dan eksplosifnya Eddie Van Halen dalam bermain gitar. Ted langsung memberi tahu supremo Mo Ostin untuk segera mengontak mereka, dan kesepakatan tercapai, kontrak ditandatangani, Van Halen menggarap album pertamanya dan merilis album debutnya di tahun 1978, sensasional, laku 12 juta keping dan membuat semua anak di Amerika ingin menjadi gitaris. Album pertama yang langsung melesatkan Van Halen itu menjadi tajuk hangat dalam ranah industri terutama rock yang kemudian diikuti dengan peluncuran album Van Halen II selang setahun, Women and Children First di 1980, Fair Warning pada 1981.
Setelahnya Van Halen merilis album terbaik mereka bertajuk 1984 di tahun yang sama. Album tersebut memuat satu lagu kolosal berjudul “Jump”. Lagu ini tak hanya menjadi lagu satu-satunya dari Van Halen yang menduduki puncak Billboard 100, tapi juga berhasil mendobrak skena rock dan heavy metal saat itu. Jump keluar dari standar bagaimana lagu rock heavy metal dimainkan, Eddie sebagai pencipta lagu ini menggunakan synthesizer sebagai instrumen melodi utama alih-alih gitar yang sudah jadi karakter dan pakem utama. Lagu ini dibuat Eddie dengan piano lalu ditranskrip ke gitar, power chord yang disematkan Eddie di synthesizer tersebut adalah adaptasi ia terhadap gaya permainan gitarnya yang masif dan distorsif laiknya karakter Heavy Metal. Dari semua hal tersebut pada akhirnya lahirlah “Jump” yang intro keyboardnya sangat ikonik itu.
Pada 1983, Eddie pernah dimintai mengisi bagian solo lagu hits besar Michael Jackson yang berjudul “Beat It”. Ia menyanggupinya, dan semua orang tahu Eddie melakukan itu dengan cuma-cuma. “Tidak ada yang perlu dipermasalahkan, rekaman itu cuman menyita 20 menit dari hidupku,” kata Eddie.
Pada puncak karir itu, Van Halen mengalami beberapa masalah serius, yang paling tersohor tentunya adalah keluarnya vokalis mereka David Lee Roth untuk mengejar solo karir pada 1985, namun hal itu tak berlangsung lama, ketiga personel yang tersisa langsung merekrut Sammy Hagar dan langsung tancap gas menggarap album dan merilisnya pada tahun 1986 dengan tajuk “5150” diambil dari nama studio rekaman Eddie. Album itu langsung bertengger di posisi puncak Billboard 200 selama 4 minggu berturut-turut. OU812 di tahun 1988, F.U.C.K alias Far Unlawful Carnal Knowledge tahun 1991 adalah album-album multi-platinum selanjutnya dari era Van Hagar, mereka juga sempat merilis album live berjudul Right Here, Right Now tahun 1993 sebelum akhirnya band ini ribut dan Hagar cabut untuk bersolo karir juga. Mereka sempat merilis satu album dengan Gary Cherone, namun tak sukses seperti sebelumnya. Perseteruan antara Eddie dan personel lainnya adalah pemandangan lain dari kacaunya internal Van Halen, namun semua itu tak bisa menutup karir dekoratif mereka terutama Eddie sebagai identitas utama band ini. Tahun 2008 Van Halen masuk dalam Rock and Roll Hall Of Fame, merilis album baru berjudul A Different Kind of Truth di 2012 dengan formasi Eddie, Alex, Roth dan anak Eddie, Wolfgang Van Halen di posisi bass.
*
Eddie adalah seorang yang telah berhasil mengubah musik secara gamblang. Tak ada yang dapat menampik kejeniusannya yang sukar dilogika: Eddie adalah seorang otodidak yang dapat bermain apapun. Ia tak mampu membaca partitur namun dapat bermain piano klasik.
“Eddie dapat menghasilkan groove terbaik dan punya bakat melodius, ia mempopulerkan gitar Kembali setelah gitar disapu oleh instrumen lain dan kalah popular. Membuat gentar gitaris lain serta juga mempengaruhi banyak orang untuk memainkan dan mencintai gitar,” kata gitaris ternama, Joe Satriani.
Kepengaruhan dan kesuksesan Eddie akhirnya menempatkan namanya sejajar dengan Eric Clapton dan tentunya Jimi Hendrix, laiknya dua orang itu, Eddie juga mengubah seutuhnya bagaimana imajinasi di dunia musik bekerja.