Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
author = Daniel Ivan Setiawan
Namaku Ivan. Aku duduk di kelas 5 SD. Aku bersekolah di SD Kinderfield Duren Sawit. Aku sangat mencintai sekolahku, karena di sekolah aku memiliki banyak sekali teman dan guru yang memiliki sifat yang baik hati dan senang menolong. Di sekolah, kami belajar dan bermain bersama.
Di antara guru-guru yang mengajar di sekolahku, aku mempunyai seorang guru yang menjadi idolaku. Namanya Pak Danu. Pak Danu mengajar pelajaran Bahasa Indonesia. Ia berbadan sedang, berkacamata, berambut pendek, dan rapi. Pak Danu selalu bersikap ramah dan baik. Ia juga suka bercanda.
Menurutku, definisi dari idola itu sendiri adalah seseorang yang kita kagumi dan kita dapat mengambil suatu pelajaran positif dari dirinya agar kita termotivasi untuk menjadi lebih baik. Idola kita tidak perlu seseorang yang memiliki banyak harta dan ketenaran. Orang-orang di sekitar kita juga dapat kita jadikan sebagai idola kita.
Pak Danu sudah mengajariku pelajaran Bahasa Indonesia sejak aku duduk di kelas empat. Walaupun sudah setahun mengajariku Bahasa Indonesia, Pak Danu tetap sabar dan selalu bersemangat dalam mengajar. Maka dari itu kita selalu menantikan waktu pelajaran Bahasa Indonesia.
Walaupun ia tidak mengajar pelajaran Bahasa Indonesia di semua kelas, tetapi ia cukup terkenal seperti pemain film. Karena, teman-temanku juga kakak kelasku banyak yang mengenali dan dekat dengannya. Ada tiga hal yang membuatnya berbeda dari kebanyakan guru di sekolahku. Hal-hal tersebut juga dapat kukatakan sebagai salah satu keunikan dari Pak Danu.
Hal yang pertama adalah kebaikannya. Kebaikannya menjadi nomor satu di daftarku karena ia memang selalu bersikap baik. Meski, terkadang ia juga menegur kita saat kita berbuat suatu kesalahan di kelas, seperti terlalu berisik saat ia sedang mengajar. Aku tahu saat ia menegur kelas ia memiliki maksud yang baik, yaitu agar kita tidak mengulangi kesalahan itu lagi dan menjadi anak-anak yang lebih bertanggung jawab di kemudian hari.
Hal yang kedua adalah kepandaiannya. Di kelasku dan pada saat Bahasa Indonesia, jika aku ingin bertanya sesuatu, ia pasti tahu jawabannya. Cara ia menjelaskan padaku juga sangat mudah untuk aku mengerti. Biasanya, jika aku bertanya ke Pak Danu, ia akan membuat sebuah lelucon setelah ia menjawab. Jadi, menurutku ia juga pandai membuat kelas pelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih seru dan menyenangkan.
Perbedaan yang terakhir adalah kelucuannya. Leluconnya hampir seperti lelucon komedian atau pelawak Sule. Walaupun ia jarang membuat lelucon, tetapi sekali ia membuat lelucon aku tahu kalau lelucon tersebut akan menjadi sangat lucu. Aku dan teman-teman kelasku pun akan tertawa terbahak-bahak hingga ada air yang menetes di ujung kedua mataku. Akan tetapi, situasi ini dapat menjadi terbalik, Pak Danu yang tertawa karena kami. Contohnya, pada suatu pertemuan yang lalu, saat aku dan salah satu temanku yang bernama Alfin mendapat pertanyaan tentang irigasi yang rusak. Karena kami tidak tahu jawabannya, maka kami menjawab dengan jawaban yang aneh. Pertanyaan Pak Danu waktu itu adalah bagaimana irigasi bisa menjadi rusak? Aku dan Alfin menjawab karena sungainya rusak. Jawaban itu membuat teman-teman sekelasku serta Pak Danu tertawa bersama.
Dari sifat-sifat positif Pak Danu, pelajaran yang aku dapat darinya adalah kita harus bersikap baik dan ramah kepada siapa pun itu, karena kebahagiaan dapat kita sebarkan dari hal-hal yang sepele seperti membuat sebuah lelucon. Untuk itu, aku patut bangga dan senang memiliki guru seperti dirinya.