Author: kibulin

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Teresa Zevanya Dyaniputri

    Hari sabtu yang cerah, Dinda dan Dino mengunjungi museum. Bersama kedua orang tuanya, mereka melihat-lihat kerangka dinosaurus dan binatang-binatang purba. Setelah itu, mereka menuju ke galeri harta. Kebetulan waktu itu museum sedang sepi, hanya ada mereka di ruangan itu. “Lihat, Kak!” kata Dinda. “Ada berlian besar tuh.”

    Memang benar, ada sebuah berlian yang besar sekali di tengah ruangan itu. Posisinya berada di dalam kotak kaca.

    Karena Dinda dan Dino ingin buang air kecil, mereka sekeluarga pergi ke kamar kecil. Bersama-sama mereka meninggalkan ruangan tersebut. Setelah selesai dari kamar kecil, mereka kembali ke dalam galeri. Namun, alangkah terkejutnya mereka tatkala melihat kotak kaca tempat menyimpan berlian, ternyata berliannya sudah tidak ada, “Berlian itu hilang!” pekik mereka.

    Kaca pelindungnya ternyata pecah di satu sisi, dengan bentuk lingkaran sempurna. Tidak ada remah pecahan sedikitpun. Keluarga itu kemudian melapor kepada penjaga terdekat. Mereka pun kemudian mencoba melihat kamera pengintai. Dari hasil rekaman terlihat bahwa berliannya masih aman namun kemudian tiba-tiba kamera pengintai mati dan ketika hidup dan merekam lagi, berliannya telah hilang.

    Penjaga museum segera menghubungi polisi terdekat. Polisi segera datang lalu melakukan inspeksi dan investigasi di dalam ruangan itu. Dari hasil pemeriksaan, tidak ada sidik jari yang tertinggal di kotak kaca itu. “Mungkin pelakunya menggunakan sarung tangan” kata Dinda kepada Dino. Tidak ada petunjuk lain kecuali pecahan kaca lingkaran itu. Mereka semua terheran-heran bagaimana pelakunya bisa melakukan hal itu.

    Dinda dan Dino larut dalam pikiran mereka masing-masing. Mereka mengingat-ingat buku-buku dan pelajaran tentang teknologi. Lalu seperti ada lampu yang menyala dalam benak mereka, keduanya teringat pada sebuah buku teknologi yang menjelaskan tentang laser. Di dalam buku itu diterangkan bahwa laser bisa menembus apapun, mulai dari kertas hingga gunung. Kaca juga bisa dipecahkan menggunakan laser.

    Kakak beradik itu meminta salah satu dari para polisi untuk menyentuh pinggiran kaca itu. “Jika panas, berarti pencurinya menggunakan laser, Pak Polisi,” kata Dinda dan Dino bersamaan. Polisinya mengangguk, lalu menyentuhnya. Sedetik kemudian ia langsung melompat menjauh sambil memegang jarinya. “Panas,” teriak Pak Polisi itu. Ia langsung mengatupkan mulutnya karena telah mengganggu ketenangan. Ternyata benar, pinggiran pecahan itu panas.

    Kemudian, polisi bergegas melacak keberadaan toko laser termahal. Ternyata, toko itu berada tepat di sebelah museum. Para polisi bergegas ke sana dan menanyakan siapa yang baru-baru ini datang ke sana dan membali laser. Penjaga toko itu mendeskripsikan wajah orangnya. Para polisi juga menanyakan benda-benda apa saja yang orang itu sentuh untuk menemukan sidik jari.

    Polisi segera melacak keberadaan orang itu dan tak berapa lama mereka berhasil menangkapnya dan memasukkannya ke dalam mobil. Dinda dan Dino ikut pula ke kantor polisi. Di sana, mereka berdua diberi lencana kehormatan. Wah, betapa senangnya mereka mereka.

    Para polisi segera menanyakan keberadaan berlian kepada pencurinya. Pencuri itu bernama Joni. Pak Joni mengaku kalau berliannya disimpan di rumahnya. Para polisi segera menjemput berlian itu serta tak lupa berterima kasih kepada Dinda dan Dino.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Shania Azzahra Budianto

    Aku suka sekali membaca buku. Setiap hari, aku membaca buku yang berbeda. Seperti komik, majalah, dan buku cerita. Sebelum tidur, aku selalu membaca buku kesukaanku, yaitu Dongeng untuk Anak Tercinta. Kemarin, aku membaca buku cerita tentang persahabatan yaitu Sahabat Sejati. Sekarang, aku lebih suka membaca buku tentang pengetahuan alam dan  pengetahuan sosial.

    Aku juga suka membuat cerita. Cerita yang telah kubuat judulnya Si Kancil yang Nakal, Petani yang Rajin, Desaku, Alam yang Indah, dan Indonesia yang Indah. Aku juga suka membacakan cerita yang telah kubuat ke keluargaku.  Biasanya, adikku sangat senang ketika aku membacakan sebuah cerita. Kadang-kadang orang tuaku menilai ceritaku dan cara aku membacakannya. Aku juga sering berlatih cara membuat cerita yang bagus dan cara membacakannya. Berlatih membuatku jadi lebih mengerti cara membuat cerita yang baik.

    Aku juga suka membaca buku cerita di depan kakek dan nenekku. Mereka selalu mendengarkan sebuah cerita dengan sepenuh hati. Sebaliknya, jika aku mendengarkan sebuah cerita tentang sejarah, aku akan mendengarkannya dengan penuh kehormatan.

    Orang tuaku memberitahu bahwa jika kita membaca buku dengan rajin, kita akan mendapatkan ilmu yang tidak akan terlupakan ketika sudah dewasa. Ibuku juga selalu mengingatkan aku jika aku tidak belajar dengan sungguh-sungguh aku akan lupa dengan ilmu yang telah aku pelajari dari kecil ketika aku dewasa. Membaca buku membuat kepintaran dan ilmuku bertambah.

    Setiap aku pulang ke rumah dari sekolah, aku selalu mengulang pelajaran yang sudah dipelajari di sekolah dengan membaca buku pelajaran. Setiap hari, aku juga suka membaca komik tentang  anak sekolah yang berusaha untuk menemukan sahabat sejati yang sebenarnya. Anak itu bernama Luis Raphael Thompson, yang dipanggil Luis, yang akhirnya menemukan sahabat sejati yang bernama Putra. Aku suka sekali komik itu. Mimpiku adalah untuk menjadi ilustrator yang terbaik di dunia. Aku harus belajar dengan rajin dan berlatih. Kadang-kadang aku membuat cerita di laptop. Tetapi, aku juga sering membuat cerita di buku tulis atau kertas.

    Aku mempunyai sekitar 20 buku cerita, 15 komik, 6 majalah, 24 buku Ilmu Pengetahuan Alam, 25 buku Ilmu Pengetahuan Sosial, dan 16 buku tentang sejarah. Hari ini, aku membaca sepuluh buku, yaitu Aku dan Kakak, Family Fantastic, Beast of Margenville, Teman Berempat, Jack and the Beanstalk, You and Me, The Bee, The Last Dragon, Sayap Peraih Mimpi yang Indah, dan Dragons: Race to the Edge. Kalau buku tentang sejarah, aku membaca lima buku, yaitu History of Soccer, The Egypt, Historical, The Great China, dan Beautiful Indonesia. Kemarin, aku membaca 8 buku cerita, 2 komik, 13 majalah, 17 buku Ilmu Pengetahuan Alam, dan 15 buku Ilmu Pengetahuan Sosial.

    Membaca buku adalah hal yang paling bermanfaat bagi hidupku. Membaca buku membuat aku jadi tahu apa yang sebelumnya aku belum tahu. Dengan membaca, ilmu dan kecerdasanku makin bertambah. Menurutku, membaca buku adalah pengalaman yang paling menyenangkan bagi diriku. Yang lebih indah dari membaca buku adalah bisa mendapatkan ilmu yang lebih banyak untuk masa depan dan untuk mewujudkan cita-citaku. Sekarang, aku harus membaca buku lebih giat dari sebelumnya. Sampai kapan pun aku akan selalu  membaca buku, karena buku menambah wawasanku menjadi lebih luas lagi.

    Membaca buku tuh asyik, lho!

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Sharla Fawnia Pramudito

    Apakah kamu suka membaca buku? Dulu waktu aku berumur enam tahun, aku tidak suka membaca buku. Aku terlalu sibuk dengan mainanku sehingga aku malas membaca. Tapi kini, aku lebih suka membaca buku daripada menonton televisi dan bermain di gadget. Serial buku favoritku adalah The Series of Unfortunate Events dan Creepover. Buku-buku tersebut sangat seru. Tiap kali membacanya, aku langsung terbawa oleh suasana dan seperti ikut merasakan apa yang terjadi di buku itu.

    Selain buku-buku fiksi, aku juga tertarik dengan buku biografi. Buku yang menjadi favoritku adalah serial biografi Who Is?/Who Was? yang menceritakan tentang kisah hidup dari tokoh terkenal. Cerita biografi tokoh terkenal yang sudah kubaca adalah kisah Michael Jackson, Neil Armstrong, Amelia Earhart, Mahatma Gandhi, Malala Yousafzai, dan Marco Polo. Tokoh favoritku adalah Michael Jackson. Dulu, Michael adalah anggota grup band keluarga Jackson, lalu ia mengejar karier solo. Ia menginspirasi banyak orang di dunia dengan musiknya. Membaca biografi tokoh terkenal menyenangkan karena aku jadi tahu siapa mereka, apa yang mereka lakukan, dan betapa hebatnya mereka.

    Membaca buku tidak hanya asyik, tapi juga bisa membawa banyak manfaat. Manfaatnya adalah memberi pengetahuan yang belum tentu kita dapat tanpa membaca buku. Aku belum tentu akan dapat informasi tentang Marco Polo tanpa membaca buku tentang kisahnya.

    Buku-buku pengetahuan seperti National Geographic bisa memperluas pengetahuanku tentang dunia. Menurutku buku juga bisa memberikan kosakata baru yang belum pernah aku dengar dengan cara yang mudah dan asyik, sehingga akan membantu kita dalam membuat cerita fiksi atau nonfiksi.

    Aku memiliki toko buku favorit. Di sana tersedia hampir semua jenis buku. Sayangnya, letak toko buku itu sangat jauh dari rumah, sehingga aku harus pergi ke daerah yang jauh dan terkena macet. Apabila aku tidak dapat menemukan buku dari serial favoritku, aku akan mulai melihat koleksi serial buku yang lain. Yang pasti aku harus membeli buku.

    Aku akan menghabiskan banyak waktu untuk memilih buku karena aku tidak ingin memilih buku yang tidak terlalu aku sukai. Aku akan mulai memilih buku dengan membaca ringkasan cerita yang berada di belakang buku. Dari situ, aku bisa memutuskan apakah cerita itu menarik dan layak untuk dibeli. Sebelum memilih, aku akan bertanya kepada orang tuaku tentang berapa buku yang boleh aku beli. Selain orang tuaku, Nenek juga sangat mendukung dengan kegemaranku membaca buku.

    Pergi ke toko buku favorit bersama Nenek sungguh asyik karena aku tidak perlu bertanya berapa buku yang bisa aku beli. Nenek akan membelikan berapa pun buku yang aku inginkan. Sekarang aku juga mulai senang membaca buku dalam bahasa Indonesia, dan aku merasa kosakata dan kemampuan menulisku dalam bahasa Indonesia menjadi lebih baik.

    Aku tahu harga buku tidaklah murah. Jadi, aku harus menabung agar dapat membeli buku. Kelak ketika aku dewasa, aku ingin menjadi penulis cerita anak-anak dan menerbitkan buku yang murah sehingga semua anak-anak dapat membeli buku, membaca buku, dan mendapatkan manfaat dari membaca. Aku berharap agar teman-temanku lebih senang membaca buku daripada bermain gadget agar kita semua bisa lebih pintar, serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

    Ayo kita buat Indonesia menjadi lebih baik, dimulai dengan gemar membaca buku!

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Krasivaya Devushka Pardede

    Aku mempunyai buku yang berjudul 50 Fakta Sains Keren. Setiap pulang sekolah dan setelah mengerjakan PR, aku pasti membaca buku ini. Bukunya besar dan tebal, memiliki banyak gambar berwarna yang sangat bagus. Karena tebal, bacanya nggak habis-habis. Karena memang banyak detail di dalamnya, sehingga aku suka membacanya berulang kali.

    Kadang kala aku membawa bukunya ke sekolahku. Aku membaca buku itu setiap waktu istirahat. Kalau ada temanku mengajak aku main, aku mengatakan, “Satu halaman lagi, ya!” Lalu setelah satu halaman habis dibaca, aku pergi main. Tetapi biasanya waktunya langsung habis. “Hehe… nggak jadi main,” ujarku dalam hati.

    Waktu bukunya sudah selesai dibaca, biasanya aku bosan setelah mengerjakan PR. Jadi, saat libur tiba, aku tanya ke ibuku, “Ibu, maukah Ibu membelikan aku sebuah buku bacaan?” Dengan singkat, Ibu menjawab, “Boleh. Tapi, harus dibaca, ya,” lanjut Ibu. “Oke,” kataku sambil mengacungkan jempol. Ibu tersenyum dan mencubit gemas pipiku.

    Keesokan harinya, Ibu mengajakku ke toko buku dan beliau membelikan aku buku berjudul National Geographic Kids: 5000 Fakta tentang Semuanya. Buku ini lebih berat dan lebih tebal dari buku favoritku sebelumnya. Buku ini pun menjadi buku favoritku yang baru!

    Karena berat, aku tidak bisa membawa bukunya ke sekolah. Sebab itu, aku membacanya setiap ada waktu senggang. Seperti setelah mengerjakan PR, setelah les, dan lain-lain.

    Setelah berbulan-bulan membacanya, aku masih di halaman 136. Padahal buku itu memiliki 213 halaman. Fiuh, lumayan juga ya. Soalnya, selain karena halamannya tebal, biasanya aku membaca satu topik beberapa kali agar aku bisa mengingatnya dengan baik di kepala. Kata Ibu, begitu caranya agar lebih mudah dalam mengingat apa yang kita baca. Selain itu aku juga suka berdiskusi dengan ibuku bila ada sesuatu yang sangat menarik dari buku itu. Contohnya, fakta tentang hiu. Tahukah kamu kalau hiu telah ada di bumi 170 juta tahun sebelum ada dinosaurus? Juga, tahukah kamu kalau hiu putih raksasa adalah karnivora terbesar di lautan yang panjang badannya bisa mencapai enam meter? Wah, aku tak bisa membayangkan sebesar apa hiunya. Padahal hiu di Sea World Ancol saja sudah cukup besar menurutku.

    Tak lama kemudian, aku berpikir untuk membawanya ke sekolah agar aku bisa menyelesaikan membaca bukunya. Karena cukup berat, aku memasukkan buku itu ke dalam tas koper sekolahku. Tinggal diseret, deh.

    Di sekolah, saat aku membacanya, teman-temanku tertarik dengan buku ini. Mereka mendatangi dan mengelilingiku, bertanya apa yang sedang aku baca. Aku menjawab, “Ini buku lima ribu fakta keren tentang semuanya. Kalian sudah ada yang punya belum?” Salah satu temanku menjawab, “Oh iya, aku juga punya buku yang sama.” Kemudian aku dan temanku janjian untuk membawa buku yang sama keesokan harinya, agar kami bisa membacanya bersama-sama.

    Keesokan harinya, kami berdua membaca buku itu. Aku membaca topik mengenai “15 Fakta tentang Selai Kacang” dan temanku membaca “24 Fakta tentang Lumba-Lumba”. Lalu kami berdua saling menceritakan apa yang kami baca satu sama lain. Setiap hari kami berdua bertemu dan berbagi cerita tentang fakta-fakta yang kami baca di rumah dan di sekolah. Tanpa terasa, dengan saling berbagi cerita, meski tidak membaca semua halamannya, aku telah menyelesaikan bukunya.

    Apakah kamu memiliki buku favorit seperti aku? Cerita yuk!

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Clara Yang

    Sekolahku mempunyai kebun yang besar dan indah. Di sana terdapat banyak pohon buah. Ada pohon buah jambu, pohon buah mangga, dan lain-lain. Di kebun sekolahku juga terdapat banyak bunga yang kecil-kecil dan semua bunganya sering ditemukan di bawah pohon buah. Selain tanaman bunga dan pohon buah, di kebun juga terdapat banyak binatang seperti kupu-kupu cantik yang hinggap di bunga yang berwarna-warni, capung, burung-burung kecil, siput, kadal, dan lain-lain. Kebun sekolahku adalah tempat yang paling menyenangkan di sekolah. Karena, di sana kita bisa bermain, bersantai, dan berbicara bersama teman-teman.

    Di kebun sekolahku juga ada tempat bermain seperti lapangan bola basket, lapangan sepak bola, dan ayunan. Kebun sekolahku sangat ramai saat waktu istirahat. Saat bermain bersama teman-teman di sana, aku suka mengambil buah-buahan. Setiap kali aku main di kebun aku tidak merasa bosan. Aku sering bermain bersama teman-temanku. Menurut aku, suatu permainan akan lebih seru jika dimainkan dengan banyak orang.

    Aku selalu merasa nyaman di kebun sekolahku, tapi aku tidak selalu bisa main di kebun sekolahku. Karena, bila hujan turun, pintu masuk untuk ke kebun ditutup dan kebunnya baru dibuka kembali saat tanah dan rumputnya tidak basah. Setelah hujan selesai kita boleh bermain kembali di kebun, tapi kita tidak boleh menginjak tanah atau rumput sampai mereka kering. Karena, kalau kita menginjak tanah atau rumputnya sepatu kita akan menjadi kotor dan susah menghilangkan kotorannya. Aku merasa sedih jika aku tidak bisa bermain di sana. Bila pintu kebun ditutup, aku hanya bisa memandangi kebun sekolah dari balik pagar. Mengintip kebun sekolah saat hujan sedikit membantu menyembuhkan kesedihanku, karena aku bisa melihat tanaman-tanaman sangat senang diguyur air hujan seolah mereka suka mandi air hujan.

    Kebun sekolahku tempat yang aku paling suka di sekolah. Di kebun sekolahku, udara terasa sangat segar. Saat pagi, udara di kebun sekolahku lebih segar dan saat matahari bersinar kita bisa berjemur untuk mendapat vitamin D yang baik untuk tulang. Di kebun juga ada banyak tempat persembunyian yang bisa digunakan saat kita bermain petak umpet, seperti di belakang pohon yang besar, tempat sampah, dan lain-lain. Aku sangat mencintai kebun sekolahku karena kebun sekolahku sangat rindang, udara terasa sangat segar, dan ada sinar matahari yang membantu tulangku saat pagi hari.

    Setiap kali aku mempunyai waktu untuk bermain, aku selalu datang ke kebun sekolah. Di kebun sekolahku ada banyak burung yang hinggap dan aku selalu berusaha untuk menangkap burungnya. Tapi, aku tidak pernah bisa untuk menangkap burungnya karena burungnya selalu terbang. Kebun sekolahku juga dekat dengan kolam renang, jadi aku juga bisa melihat anak-anak lain yang sedang berenang. Kebun sekolahku juga suka dijadikan tempat berbagai macam acara seperti adopsi binatang, lomba olahraga, dan lomba dalam rangka peringatan kemerdekaan Indonesia. Kebun sekolahku sangat luas, dan anak-anak senang bermain di kebun sekolahku karena di setiap pinggirannya terdapat pohon-pohon.

    Ada yang selalu merawat kebun sekolah, yaitu petugas kebun. Petugas kebun bertugas membantu memotong rumput saat diperlukan, membuang sampah-sampah dari kebun, menyiram kebun, dan membersihkan kebun. Semua petugas kebun selalu menjaga dan merawat kebun sekolahku agar menjadi lebih indah. Anak-anak juga wajib menjaga dan merawat kebersihan kebun agar kebun sekolahku selalu terlihat indah. Aku bangga mempunyai kebun sekolah yang sangat indah, bersih, nyaman, dan menyenangkan.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Kurnia Wijiastuti

    Dalam proses tumbuh-kembang anak, pemahaman tentang keterampilan hidup merupakan sesuatu yang harus dikuasai oleh anak agar potensi yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Pada masa tumbuh kembang inilah orang tua memiliki peran penting untuk menjamin anak mereka memiliki keterampilan hidup yang memadai.

    Tanpa memiliki keterampilan hidup yang memadai, seorang manusia tidak akan siap memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya untuk menghadapi setiap peristiwa dalam kehidupan. Padahal, manusia memerlukan seluruh potensi yang dimiliki agar dapat menjalani kehidupan dengan nyaman.

    Untuk itu orang tua perlu mengetahui dan memahami jenis-jenis keterampilan hidup apa sajakah yang perlu dikuasai oleh anak agar siap ketika akhirnya masuk dalam kehidupan sebagai pribadi yang mandiri. Lantas, apa sajakah jenis keterampilan tersebut dan bagaimana orang tua dapat mengetahui anaknya sudah menguasainya atau belum? Untuk mengetahuinya, silakan melanjutkan membaca tulisan ini.

    Keterampilan Hidup Terkait Faktor Fisik

    1. Memahami dan Menghargai Diri

    Dalam kehidupan anak-anak, ada beberapa parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah seorang anak telah memahami dan menghargai dirinya. Parameter-paremeter itu adalah

    • bila ditanya anak dapat menyebutkan nama atau minimal dapat menyadari namanya sehingga bereaksi bila namanya disebut;
    • dapat menunjukan apa yang dimau dan tidak mau;
    • dapat menolak apa yang tidak disukai atau tidak diinginkan; dan
    • dapat meminta sesuatu yang disuka atau diinginkan.

    Sedangkan dalam kehidupan remaja, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah telah mahir memahami dan menghargai dirinya adalah

    • punya cita-cita yang relatif mantap serta gambaran rencana untuk mencapainya;
    • tidak mengeluh tentang kehidupan yang dihadapi;
    • sanggup memilih situasi pertemanan yang mendukung kehidupannya;
    • sanggup memilah situasi;
    • sanggup menolak tawaran yang tidak mendukung rencana hidupnya;
    • sanggup menghadapi risiko atas pilihan perilakunya;
    • sanggup membuat keputusan; dan
    • sanggup mengarahkan aktivitas kehidupannya agar fisik maupun mental tetap bugar dan terlepas dari tanggungjawab sosial yang berlebihan.

    2. Merawat Diri

    Dalam kehidupan anak-anak, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah dapat merawat dirinya adalah sebagai berikut

    • mengerti keberadaan dan fungsi alarm tubuhnya (memberitahu jika lapar/haus, ingin BAK/BAB, gerah, lelah, sakit atau disakiti);
    • dapat membersihkan diri sendiri; dan
    • dapat membuka dan mengenakan pakaian secara mandiri.

    Sedangkan dalam kehidupan remaja, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah telah mahir merawat dirinya adalah

    • sanggup menjamin kebersihan ruang pribadinya;
    • punya kepedulian terhadap kesehatannya;
    • sanggup menentukan sikap untuk memilih atau menolak tawaran-tawaran yang berpotensi mengganggu kesehatannya;
    • dapat menjaga kebugaran; sanggup menentukan pilihan untuk menganut pola makan dan pola hidup sehat;
    • punya kepedulian terhadap risiko kesehatan; dan
    • punya kepedulian untuk menjaga kesesuaian aktivitas harian dengan aktivitas tubuh secara fisiologis.

    3. Menyelamatkan Diri

    Berikut ini tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah dapat menyelamatkan diri dalam kehidupan anak

    • dapat membedakan panas;
    • dapat menahan diri untuk tidak asal lompat dari rempat tinggi (takut terluka);
    • berusaha berpegangan saat naik-turun tangga;
    • dapat memperhatikan jalanan saat sedang berjalan agar tidak menabrak/tersandung; dan
    • dapat menjaga keseimbangan tubuh.

    Sedangkan dalam kehidupan remaja, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah telah mahir menyelamatkan diri adalah

    • memiliki kepekaan terhadap akibat yang mungkin dihadapi sehingga sanggup melakukan tindakan antisipatif;
    • punya pengetahuan dasar penyelamatan diri dari kecelakaan;
    • sanggup melakukan upaya penyelamatan diri walau masih bersifat spontan-sporadis;
    • memiliki kepekaan terhadap risiko kecelakaan yang mungkin terjadi; dan
    • punya kesediaan untuk waspada terhadap risiko bahaya dalam aktivitas yang sedang dilakukan agar dapat bertindak lebih hati-hati.

    Keterampilan Hidup Terkait Faktor Kognisi dan Emosi

    1. Menghadapi Perubahan

    Dalam kehidupan anak-anak, dapat merasa nyaman di situasi baru walaupun mungkin butuh waktu agak lama sampai pada saatnya dapat menampilkan perilaku “asli”-nya merupakan tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah seorang anak dapat menghadapi perubahan.

    Sedangkan dalam kehidupan remaja, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah telah mahir menghadapi perubahan adalah

    • sanggup mencermati situasi baru guna mendapat informasi tentang kesesuaian situasi tersebut dengan apa yang diinginkan saat itu;
    • memiliki kepekaan untuk mencermati apakah situasi baru dapat dikuasai sehingga menjadi sesuai dengan yang dimau atau tidak;
    • memiliki kemampuan membuat dirinya nyaman; serta sanggup membuat keputusan dan menghadapi akibatnya tanpa kehilangan jatidiri.

    2. Menjalin Relasi Sosial

    Dalam kehidupan anak-anak, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah dapat menjalin relasi sosial, yaitu bisa membiasakan diri dalam situasi yang formal-normatif walaupun polanya tetap pasif.

    Sedangkan dalam kehidupan remaja, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah telah mahir menjalin relasi sosial, yaitu

    • memiliki kepedulian terhadap kepentingan orang lain dan sanggup bersepakat untuk tidak saling mengganggu;
    • sanggup menyatakan keinginan dan sanggup memahami keinginan orang lain; dan
    • memahami konsep “sepakat untuk tidak sepakat” (bukan saling memaksakan kehendak).

    3. Belajar

    Dalam kehidupan anak-anak, seorang anak dikatakan bisa belajar apabila seorang anak dapat menunjukkan hal baru yang dimiliki atau dikuasainya

    Sedangkan dalam kehidupan remaja, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah seorang anak telah mahir belajar atau belum adalah sebagi berikut

    • sanggup mengevaluasi apa yang telah dilakukan untuk menjadi bekal perbaikan/penyempurnaan;
    • memiliki kesiapan menerima informasi baru;
    • memiliki kesiapan mencoba hal baru; serta
    • sanggup mengembangkan dan memberdayakan diri.

    4. Memanfaatkan Pengetahuan

    Dalam kehidupan anak-anak, orang tua dapat memeriksa langsung apakah seorang anak dapat menerapkan apa yang telah dikuasai atau diketahuinya dalam aktivitas keseharian. Namun, meski dalam koridor pemeriksaan, orang tua tidak harus melakukan pemeriksaan dengan cara-cara berupa perintah, ujian/tes, atau bahkan pertunjukkan di hadapan publik. Hal itu karena tidak semua anak menikmati perlakuan yang bersifat unjuk diri seperti itu dan orang tua harus berhati-hati dalam mencermati sifat dasar anak.

    Sedangkan dalam kehidupan remaja, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah seorang anak telah mahir dalam memanfaatkan pengetahuan, adalah

    • sanggup menghadapi kehidupan sekolah yang dinilai tidak bermanfaat untuk kehidupannya kelak;
    • sanggup memenuhi keinginan bersenang-senang di sekolah tanpa mengorbankan tuntutan akademik yang ditetapkan;
    • sanggup menjalin relasi secara sehat dan konstruktif;
    • memiliki kepekaan terhadap potensi penyalahgunaan data atau informasi sehingga dapat terhindar dari tindak penipuan; dan
    • sanggup bersikap kritis terhadap apa yang dipaparkan padanya sehingga dapat mengantisipasi peluang kesalahan membuat keputusan.

    5. Membuat Keputusan dan Menyelesaikan Masalah

    Untuk membantu anak-anak membangun keterampilan membuat keputusan dan menyelesaikan masalah, orang tua perlu membiasakan anak untuk memilih dan menghadapi dampak atau konsekuensi atas pilihan yang dibuat.

    Dalam kehidupan anak-anak, seorang anak dikatakan dapat membuat keputusan dan menyelesaikannya apabila ia sanggup menyatakan keinginan dan melakukan usaha agar dapat mencapai keinginan tersebut.

    Sedangkan dalam kehidupan remaja, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah telah mahir dalam membuat keputusan dan menyelesaikan masalah, yaitu sanggup membuat keputusan berdasarkan pertimbangan risiko.

    6. Berkarya

    Dalam kehidupan anak-anak, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah telah menguasai keterampilan hidup dalam berkarya adalah

    • sanggup berusaha memenuhi syarat yang diajukan sebagai “harga” untuk mendapatkan apa yang diinginkan;
    • sanggup mengajukan penawaran bila syarat yang diminta dinilainya terlalu berat; dan
    • sanggup mengajukan syarat yang siap dipenuhi guna mendapatkan persetujuan atas apa yang diinginkan.

    Sedangan dalam kehidupan remaja, tanda yang digunakan untuk memeriksa apakah telah mahir dalam berkarya adalah

    • sanggup mengelola keuangan sendiri sehingga tidak lagi bergantung pada pola “minta orang tua setiap kali perlu uang”;
    • sanggup menabung secara rutin dan konsisten;
    • sanggup mengelola keinginan sehingga tidak pernah terlibat dalam hutang konsumtif;
    • memiliki kepekaan bisnis; serta
    • sanggup mengelola sumber daya yang dimiliki sebagai asset agar dapat meningkatkan kenyamanan hidup.

    Berkarya menjadi salah satu keterampilan hidup yang wajib dikuasai, bila orang tua berharap anak mampu berdikari atau menjadi pribadi yang mendiri. Orang tua perlu bantu anak-anak untuk jadi terbiasa berusaha mendapatkan sesuatu dengan usahanya sendiri, bukan hasil meminta apalagi mencuri. Harapannya, anak-anak tidak menjadi pribadi yang egois dan penuntut, sehingga dinamika kehidupan keluarga dapat menjadi lebih nyaman.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Daniel Ivan Setiawan

    Namaku Ivan. Aku duduk di kelas 5 SD. Aku bersekolah di SD Kinderfield Duren Sawit. Aku sangat mencintai sekolahku, karena di sekolah aku memiliki banyak sekali teman dan guru yang memiliki sifat yang baik hati dan senang menolong. Di sekolah, kami belajar dan bermain bersama.

    Di antara guru-guru yang mengajar di sekolahku, aku mempunyai seorang guru yang menjadi idolaku. Namanya Pak Danu. Pak Danu mengajar pelajaran Bahasa Indonesia. Ia berbadan sedang, berkacamata, berambut pendek, dan rapi. Pak Danu selalu bersikap ramah dan baik. Ia juga suka bercanda.

    Menurutku, definisi dari idola itu sendiri adalah seseorang yang kita kagumi dan kita dapat mengambil suatu pelajaran positif dari dirinya agar kita termotivasi untuk menjadi lebih baik. Idola kita tidak perlu seseorang yang memiliki banyak harta dan ketenaran. Orang-orang di sekitar kita juga dapat kita jadikan sebagai idola kita.

    Pak Danu sudah mengajariku pelajaran Bahasa Indonesia sejak aku duduk di kelas empat. Walaupun sudah setahun mengajariku Bahasa Indonesia, Pak Danu tetap sabar dan selalu bersemangat dalam mengajar. Maka dari itu kita selalu menantikan waktu pelajaran Bahasa Indonesia.

    Walaupun ia tidak mengajar pelajaran Bahasa Indonesia di semua kelas, tetapi ia cukup terkenal seperti pemain film. Karena, teman-temanku juga kakak kelasku banyak yang mengenali dan dekat dengannya. Ada tiga hal yang membuatnya berbeda dari kebanyakan guru di sekolahku. Hal-hal tersebut juga dapat kukatakan sebagai salah satu keunikan dari Pak Danu.

    Hal yang pertama adalah kebaikannya. Kebaikannya menjadi nomor satu di daftarku karena ia memang selalu bersikap baik. Meski, terkadang ia juga menegur kita saat kita berbuat suatu kesalahan di kelas, seperti terlalu berisik saat ia sedang mengajar. Aku tahu saat ia menegur kelas ia memiliki maksud yang baik, yaitu agar kita tidak mengulangi kesalahan itu lagi dan menjadi anak-anak yang lebih bertanggung jawab di kemudian hari.

    Hal yang kedua adalah kepandaiannya. Di kelasku dan pada saat Bahasa Indonesia, jika aku ingin bertanya sesuatu, ia pasti tahu jawabannya. Cara ia menjelaskan padaku juga sangat mudah untuk aku mengerti. Biasanya, jika aku bertanya ke Pak Danu, ia akan membuat sebuah lelucon setelah ia menjawab. Jadi, menurutku ia juga pandai membuat kelas pelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih seru dan menyenangkan.

    Perbedaan yang terakhir adalah kelucuannya. Leluconnya hampir seperti lelucon komedian atau pelawak Sule. Walaupun ia jarang membuat lelucon, tetapi sekali ia membuat lelucon aku tahu kalau lelucon tersebut akan menjadi sangat lucu. Aku dan teman-teman kelasku pun akan tertawa terbahak-bahak hingga ada air yang menetes di ujung kedua mataku. Akan tetapi, situasi ini dapat menjadi terbalik, Pak Danu yang tertawa karena kami. Contohnya, pada suatu pertemuan yang lalu, saat aku dan salah satu temanku yang bernama Alfin mendapat pertanyaan tentang irigasi yang rusak. Karena kami tidak tahu jawabannya, maka kami menjawab dengan jawaban yang aneh. Pertanyaan Pak Danu waktu itu adalah bagaimana irigasi bisa menjadi rusak? Aku dan Alfin menjawab karena sungainya rusak. Jawaban itu membuat teman-teman sekelasku serta Pak Danu tertawa bersama.

    Dari sifat-sifat positif Pak Danu, pelajaran yang aku dapat darinya adalah kita harus bersikap baik dan ramah kepada siapa pun itu, karena kebahagiaan dapat kita sebarkan dari hal-hal yang sepele seperti membuat sebuah lelucon. Untuk itu, aku patut bangga dan senang memiliki guru seperti dirinya.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Laksita Happy Ardhana

    Suatu hari aku pergi ke rumah nenek. Rumah nenek cukup jauh dari rumahku. Aku bersama nenek menggunakan mobil untuk pergi ke rumah nenek. Dalam perjalanan, kami mampir ke toko kue. Di sana, nenek membelikanku cokelat. Cokelat itu terlihat sangat enak dan besar. Sepertinya aku membutuhkan waktu berjam-jam untuk menghabiskannya. Aku tidak sabar untuk segera sampai rumah nenek dan menikmati cokelat itu.

    Sampai di rumah nenek, aku segera mencuci kaki dan tangan, lalu memakan coklat yang sudah sangat kuinginkan. Tidak lupa aku mengucapkan terima kasih pada nenek dan berdoa sebelum aku makan coklatnya. Cokelatnya terlalu besar sehingga aku butuh waktu lama untuk menghabiskannya. Karena terlalu lama, cokelatnya meleleh dah berceceran di mana-mana. Ada yang tercecer di kamar, kursi, tempat tidur dan tempat lainnya di rumah nenek. Coklat yang berceceran itu mengundang semut-semut untuk berdatangan. Semut di mana-mana, nenekku sampai bingung karena banyak semut di rumahnya.

    Aku sangat suka cokelatnya, jadi aku mencolek lelehan cokelat di lantai. Aku tidak peduli kalau cokelatnya sudah kotor. Aku juga tidak peduli kalau cokelatnya sudah dikerumuti semut.

    Karena sudah sore, aku ingin mandi. Cokelat sudah di mana-mana mengotori wajah, tangan, hidung dan bajuku. Tanganku sudah sangat lengket. Aku ingin segera mandi agar bersih kembali.

    Tiba-tiba aku melihat lelehan cokelat di lantai kamar mandi dekat toilet. Aku mencoleknya dan menjilatnya. Anehnya cokelat itu berbau busuk. Aku kaget dan hampir muntah. Ternyata aku mencolek cokelat yang salah. Yang aku colek adalah kotoranku sendiri. Aku sangat kaget. Nenek juga sangat kaget dan menyuruhku segera berkumur dan menyikat gigiku hingga bersih.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Anastasya Berliana Putri

    Hari ini adalah hari Kamis, di mana akan diadakan ulangan Bahasa Indonesia di sekolahku. Untungnya aku sudah belajar. Karena, sebelumnya pada hari Selasa, guruku sudah memberitahu bahwa pada hari Kamis minggu ini akan diadakan ulangan Bahasa Indonesia.

    Papa dan mamaku sangat perhatian dalam hal pelajaran, terutama mamaku karena setiap pulang sekolah dia selalu bertanya kepadaku, apakah ada PR dari sekolah. Pastinya hampir setiap hari aku selalu diberikan PR oleh guruku sehabis pelajaran usai. Jadinya, hampir tidak ada waktu buatku untuk bersantai-santai di rumah, juga selama waktu sekolah, kecuali di waktu libur semester atau waktu Sabtu dan Minggu (sekolah aku libur pada waktu tersebut).

    Menjelang hari Kamis, di mana akan diadakan ulangan Bahasa Indonesia, aku kembali harus mengulang-ulang kembali semua yang telah aku pelajari sebelumnya, di rumah maupun di sekolah. Karena, aku tidak ingin nilai ulangan aku mendapatkan nilai jelek. Aku mengharapkan nilai yang bagus untuk ulangan tersebut. Tidak hanya ulangan Bahasa Indonesia saja, di semua pelajaran aku inginnya mendapatkan nilai yang bagus.

    Tibalah pada hari Kamis yang dinanti-nanti, yaitu ulangan Bahasa Indonesia. Sebelumnya, aku berdoa terlebih dahulu karena mamaku selalu mengingatkan, sebelum mengerjakan atau melakukan sesuatu harus diawali dengan berdoa.

    Selesai sudah ulangan Bahasa Indonesiaku. Sekarang, aku tinggal mempersiapkan ulangan-ulangan berikutnya, terlebih ujian Semester. Guru-guru di kelasku selalu mengingatkan kami untuk selalu belajar walaupun tidak ada ulangan maupun PR karena pada saat ini aku sudah kelas 4 SD di sekolahku. Papa dan mamaku  juga selalu mengingatkan untuk selalu giat belajar sehabis pulang sekolah, dengan cara membaca-baca kembali atau mengerjakan latihan soal-soal dari buku, juga yang diberikan oleh Mama aku di rumah.

    Aku bercita-cita ingin selalu menjadi juara kelas di kelasku. Aku juga bercita-cita ingin menjadi seorang dokter spesialis. Cita-citaku terinspirasi dari om aku yang menjadi seorang dokter dpesialis kandungan. Hampir setiap hari om aku itu selalu membantu ibu-ibu yang akan melahirkan serta membantu jika ada yang ingin memeriksakan kandungan, untuk melihat apakah bayi yang ada di dalam kandungannya sehat apa tidak. Makanya kelak aku bercita-cita ingin menjadi seorang dokter spesialis kandungan agar kelak aku dapat membantu ibu-ibu yang akan melahirkan maupun memeriksakan kandungannya sebelum melahirkan si buah hati, seperti om aku tersebut.

    Namun, itu semua tidaklah mudah. Perlu proses serta perjuangan yang tidaklah mudah untuk  menjadi seorang dokter, apalagi dokter spesialis. Sebelumnya, aku harus benar-benar rajin dan belajar dengan sungguh-sungguh. Tidak boleh santai-santai saja kalau aku ingin  menjadi seorang yang sukses, juga butuh perjuangan yang panjang yaitu belajar. Tanpa itu semua akan mustahil bagi aku untuk dapat meraih semua impian dan cita-citaku dan agar aku bisa membanggakan orang tua aku kelak.

    Demikian sedikit cerita aku, mudah-mudahan kalian menyukainya.

  • Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

    author = Abinaya Ghina Jamela

    Cerita Liburan

    Liburan seperti menyambut raja.
    Raja adalah liburan yang mengetuk
    pintu kelasku. Aku gembira.
    Chinka sahabatku melompat katak riang
    tapi bukan karena hujan.
    Hari itu liburanku ke candi Sambisari.
    Aku berlari di halaman candi.
    Di sana ada gajah membeku.
    Aku ingat cerita bunda tentang Ganesha.

    Bunda bilang ia cerdas.
    Di sana ada stupa seperti mahkota
    batu di kepala ratu.

    Aku ingat liburan
    ke candi Prambanan bersama bunda.
    Ada ratusan candi di Prambanan
    tapi bukan putri cantik
    yang dikutuk Bandung Bondowoso,
    hanya rumah bagi Shiwa, Durga, dan Ganesha
    setinggi burung gereja terbang.

    Aku mencatatnya di ingatanku.
    Hari berlalu, kami kembali ke sekolah
    tapi Chinka tak ada. Ia tidak datang.
    Kami tidak bermain. Kami tidak mengobrol.
    Kami tidak bertukar bekal.
    Perpisahan selalu menyedihkan.
    Chinka, kau tinggal candi-candi kenanganku.

    2017

    Di Bangku Sekolah

    Sekolah itu tidak menarik
    hanya duduk dan belajar
    itu saja, tak menarik.

    Jika kita terus menerus seperti itu,
    otak terbebani sama dengan filsuf,
    penyair, cerpenis, esais, ada waktu
    menulis, membaca dan bermain.

    Walau di sekolah ada waktu istirahat,
    itu belum cukup.

    Anak-anak seperti orang tua
    yang dipaksa belajar.

    Soal-soal berada di atas kepala
    berputar-putar membuat kami bekerja keras
    memecahkannya.

    Anak-anak bingung
    seperti seorang yang tak tahu apa
    yang harus dikerjakan.
    100 berada di depan mata, anak-anak gembira
    Mengapa?
    Apakah 100 tiket menonton di bioskop?
    Apakah 100 sekeranjang permen lolipop?
    Apakah 100 kado istimewa saat ulang tahun?
    Atau 100 hanya pujian dari orang dewasa?

    2017

    Ditinggal Bunda

    Bunda berbicara, aku mendengarkan
    kabar menyedihkan memenuhi kepalaku.
    Bunda pergi, air mata memenuhi pipiku
    seperti air tumpah dari wadahnya.
    Terdengar suara kereta bergerak
    cepat seperti seekor ular. Bunda ke Bandung
    bukan untuk bermain-main tapi untuk kuliah
    karena jika bunda tidak lulus, bunda akan
    bayar duit negara, jika tidak bisa dipenjara.
    Aku ingin bunda segera lulus dan bunda pasti lulus.
    Jika tidak ada bunda, aku sedih tak terhingga.
    Anak-anak gembira tak ditinggal orang tua.
    Jika yang kuberi ini membuat gembira bunda
    aku akan berterimakasih sebanyak-banyaknya
    seperti radio yang tak mau diam.
    Jangan menangis, kata Bunda.
    Aku tetap menangis, tak tahu kenapa.
    Aku percaya bunda baik-baik saja, tapi aku
    tetap mengkhawatirkannya, bagai daging
    dan darah yang tak pernah terpisah.

    2017

    Kemarahan Gunung Merapi

    Gunung Merapi sungguh berbahaya.
    Manusia mempersembahkan kesayangannya.
    Sultan membuat upacara-upacara.
    Mengapa? Karena ada penjaga di luar sana.
    Para jin akan meletuskan gunung merapi
    seakan tumpahan dari tungku dua petapa
    yang diusir para dewa demi pulau Jawa.
    Penjaga murka pada manusia.
    Manusia membuang sampah sembarangan
    manusia menebang pohon-pohon,
    alam kotor, penjaga marah.

    Seratus keburukan, seratus kesalahan,
    seratus letusan sejak 1700.

    Tapi Merapi juga penuh kebaikan,
    kaya air, mineral, tanah subur, dan tanaman.
    Manusia tetap harus berjaga,
    tak boleh terlena. Kadang terpaksa
    tinggalkan rumah dan tanah hijau
    yang sekejap menjadi pasir,
    bebatuan, atau kayu hitam,
    seakan ukiran belum selesai dipahat,
    tak beraturan. Korban-korban ambruk
    seakan mereka sangat mengantuk
    tapi tak bisa dibangunkan lagi.
    Itulah kehidupan, tak bisa diduga
    tinggal kau lebih memilih harta atau nyawa.

    2017