Pohon Pisang dan Puisi-puisi Lain

author = Fatimah Salsabila Az-Zahra

Ayah Nina bekerja di luar kota dan selalu pulang ke rumah seminggu sekali. Setiap ayah pulang, Nina selalu dibawakan banyak sekali cokelat dan kue manis berwarna-warni. Sayangnya, Nina tidak mau berbagi dengan Fina, adiknya. Nina memilih untuk menyembunyikan cokelat dan kue-kue kesukaannya di kamar.

“Aku makan di kamar saja, ah!
Biar Fina tidak minta!” kata Nina dalam hati sambil membawa satu toples penuh
berisi cokelat.

Nina suka sekali makan cokelat di
kamar sambil membaca buku atau menggambar. Sayangnya, dia selalu lupa membuang
bungkus cokelatnya dan membersihkan remah-remah yang tertinggal di tempat
tidurnya.

Sudah satu minggu Nina selalu
makan cokelat di kamar dan bahkan menyelipkan bungkusnya di sela-sela tempat
tidur! Hiyyy!

Suatu malam, saat jarum jam
menunjukkan pukul dua pagi, tiba-tiba Nina mendengar suara gaduh di dalam
kamarnya. Nina terbangun dan merasa ketakutan.

“Bagaimana ini?” sebuah suara
terdengar dari bawah. Nina takut sekali dan tidak berani bergerak.

“Lapor, Raja! Ada makanan yang
belum terangkut. Kami kesulitan karena tempatnya di dekat bantal Nina.”

Nina terkejut. Dari balik karpet,
muncul dua ekor semut yang berukuran lebih besar dari biasanya. Mereka bahkan
berbicara satu sama lain seperti manusia! “Apakah aku bermimpi?” tanya Nina
dalam hati.

Tiba-tiba sesuatu merayap di balik
tempat tidur Nina. Badan Nina tiba-tiba terangkat. Nina sangat terkejut melihat
dua semut raksasa menarik rambutnya, sementara lima semut raksasa lainnya
berusaha mengangkat tubuhnya.

“Ayo kita pindahkan Nina agar
bisa mengambil makanan terakhir itu!” perintah salah satu semut yang ada di
atas karpet.

Rupanya para semut mengira Nina
masih terlelap dan mereka ingin memindahkan Nina agar lebih mudah mengambil
bungkus cokelat yang masih terdapat sisa-sisa cokelat di pinggirannya. Bungkus
cokelat itu semalam Nina buang begitu saja di dekat bantal sebelum tidur.

“AAA! Tidaaak! Tolong! Ayah, Ibu!
Tolong Nina!” teriak Nina.

Para semut pun terkejut karena
Nina yang menjerit ketakutan. Tiba-tiba seekor semut yang berukuran paling
besar mendekat ke arah Nina yang menangis ketakutan. “Oh, maaf Nina kami
mengganggu tidurmu. Tapi kami sangat menyukai makanan-makanan yang kamu
tinggalkan di tempat tidurmu.”

Kemudian, semut-semut itu kembali
mencoba mengangkat tubuh Nina yang berteriak ketakutan. “Ayah! Ibu!”

“Nina! Ada apa, sayang?”

Nina membuka matanya dan melihat
ibu yang keheranan. Nina merasa lega karena ternyata tadi hanya mimpi. Nina pun
memeluk ibu erat-erat sambil berjanji untuk membersihkan kamarnya dari sampah
dan remah cokelat. Nina juga berjanji untuk tidak lagi makan cokelat dan kue di
kamar.