Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Kumandang: Sastra Jawa Sambang Desa

author = Studio Pertunjukan Sastra

Studio Pertunjukan Sastra pada tahun 2019 kembali menggelar acara Sastra Jawa Sambang Desa. Acara ini pertama kali digelar pada tahun 2018 di Dusun Onggopatran, Srimulyo, Piyungan, Bantul. Kali ini,  Studio Pertunjukan Sastra dengan mengusung tema “Kumandang” hadir kembali bekerja sama dengan Karang Taruna Hargo Puspito dan Dinas Kebudayaan DIY. Acara ini sedianya akan berlangsung pada Rabu, 20 November 2019 pukul 19.00 di Dusun Dawangsari, Sambirejo, Prambanan, Sleman. 

Yang akan tampil dalam acara ini adalah Karang Taruna Hargo Puspito Dawangsari dengan sandiwara basa Jawa “Jumbleng” karya Wage Daksinarga yang disutradarai oleh Ali Syafaat; Bocah-Bocah Dawangsari juga akan tampil membawakan dolanan bocah “Ayo Dolanan” karya Annisa Siwi Prastiwi; tidak mau ketinggalan Teater HIMA Jawa UNY pun akan menampilkan dramatic reading crita cekak “Lading” karya Krishna Mihardja; dan kolaborasi antara Ardhanariwari dan Gandhang menampilkan joged gurit “Loro Blonyo” karya Djaimin K. 

“Kali ini Studio Pertunjukan sastra menggandeng teman-teman Karang Taruna Hargo Puspito Dusun Dawangsari, Sambirejo, Prambanan, bocah-bocah Dusun Dawangsari, dan mahasiswa Pendidikan Bahasa Daerah FBS UNY yang terhimpun dalam Teater HIMA Jawa UNY. Generasi muda, itulah inti dari kegiatan ini. Sebisa mungkin semangat muda menjadi pendorong utama hadirnya acara ini,” ujar Sukandar selaku koordinator acara.

Sementara itu, Mustofa W. Hasyim selaku ketua Studio Pertunjukan Sastra saat dijumpai di ruang kerjanya menyatakan bahwa “Sastra Jawa di Yogyakarta memiliki usia yang tua. Sejarah mencatat hadirnya karya sastra Jawa yang memiliki mutu tinggi. Serat babad, kitab-kitab berisi naskah Jawa kuno, hingga karya sastra Jawa modern dengan adanya media massa berbahasa Jawa menunjukkan bahwa sastra Jawa di Yogyakarta tak bisa dipandang sebelah mata. Belakangan juga hadir di tengah-tengah kita adanya sayembara penulisan karya sastra Jawa dari kampus maupun instansi-instansi kebudayaan di DIY.” 

Mustofa menambahkan, “Studio Pertunjukan Sastra menggelar pementasan sastra Jawa di desa-desa, njajah desa milang kori demi mewujudkan hidupnya sastra Jawa dengan kemasan kekinian dapat tumbuh di era milenial. Suatu pergelaran dengan bahan baku karya sastra Jawa perlu digalakkan agar masyarakat kembali dekat dengan karya sastra. Dengan format menyambangi desa-desa di DIY, Studio Pertunjukan Sastra berupaya menyosialisasikan gerakan literasi melalui satu pementasan seni budaya dengan bahan baku karya sastra Jawa.” 

Disadari bersama bahwa sastra Jawa memiliki beban berat dalam hal bahasa dan budaya, sehingga sudah selayaknya diusung bersama bahu-membahu untuk menyampaikannya kepada khalayak ramai. Dengan menggubah teks menjadi sebuah pertunjukan maka karya sastra akan dapat hadir secara langsung dan dekat di hadapan masyarakat.

Sastra merupakan sebuah dunia reflektif, sebagai sebuah sarana pembelajaran manusia di Nusantara sejak sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sastra Jawa dan kebudayaan Jawa bersifat membentuk masyarakat di bidang spiritual, sosial, mental, moral, beradab baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Di dalam karya sastra Jawa tersimpan kearifan yang menjadi penuntun tata nilai di masyarakat. Sastra Jawa berpegang dan memegang teguh hal tersebut sebagai sebuah cerminan kehidupan. Dengan menampilkan karya para sastrawan Jawa dalam sebuah pertunjukan oleh para sastrawan dan pelaku seni komunitas sastra di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikemas modern semoga masyarakat secara luas dapat menikmatinya sebagai tontonan dan mengkhidmatinya sebagai tuntunan. Melengkapi acara pementasan sastra Jawa ini juga diterbitkan buku yang memuat karya sastra yang dipentaskan.