Ada tiga cara kita menikmati syukur: 1. Jangan pernah mengeluh saat ibu memasak sayur kesukaanmu dengan tangis melunak dan bumbu beban spp sekolah anak-anaknya yang tak lekas lunas.
2. Dengarkan ayah ketika membagi sepotong cerita, tentang kemenangan atas hidup mengembaranya yang ia letakkan di atas medan catur sebelum raja benar-benar mengancam kedudukan ratu di ranjangnya
3. Peluklah adik dengan ikhlas meski di tangannya tampak jelas takdirnya lebih mengalir deras ketimbang kita yang sesekali masih suka memasang raut wajah melas dihadapan-Nya.
Maaf Yang Bercermin
Hari yang kamu jalani kemarin adalah maaf yang bercermin dan memantaskan diri menemui salah dan lalai di hari ini
Kisah Dua Bapak Muda
Vas bunga tergelepar di busung palka sendirian, mendengar dua bapak muda saling lempar pertanyaan resah dengan mendesah (oh, kubiarkan anakku menyelami dilemanya sendiri, katanya) Lenguhannya, denting sepasang alat makan, koki yang tak sabar, kelotek alat-alat dapur juga sanggahan dari bapak muda satunya, kian binal dan sentimental, sementara di ujung tempatku berada seperti tak ada apa-apa, gemuruh tawa dari suara terpaksa, berhasil kalahkan wabah yang melanda. Bagi mereka hidup adalah perkara pembagian masalah. Aku di sini hanya mengamati, betapa semua baik-baik. /Kalau dua bapak itu mau marah, peraslah biji nangka dalam wadah/ dan napas megap-megap pada bungkus kresek yang ringsek. Sejurus kemudian, mereka berdua lupa di kopinya masing-masing ada pahit yang larut dari sisa kecemasan keluarganya dan sepotong kata maaf yang baru khilaf.
Kematian Kita Menjadi Lagi Rumah
:untuk Joyce Christin K.
Sekilat kilau cahaya sore ini menyilau di hamparan ruang tamu —katamu, “tak kutemukan lagi rumah sesungguhnya” datang dengan sebungkus pangsit dan berita pahit merupakan kesedihan yang berusaha mendobrak masa laluku lalu kamu diam, aku bungkam tak berani melanjutkan cerita. (pantas saja, dering telponmu menyaut ragu) tapi aku juga punya firasat buruk yang meremukkan pikiranku sepanjang gugus bintang itu redup, dan aku tak bisa apapun selain mengaku dihadapanmu aku lemah yang berusaha menolak pasrah (dan lantas aku memelukmu sampai kematian kita menjadi lagi rumah)