Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Theseus

author = Hisyam Billya Al-Wajdi

Theseus

Melempar tatapan ke arah theseus

Aroma kenikmatan muncul dimana-mana

Ketika ia letuskan sari kehidupan

“di kotaku banyak tersaji lubang penawar kenikmatan sekaligus mawar yang durinya bisa di rontokan dengan sentuhan pangkat dan jabatan”

“di kotaku gairah panas mu kan tersalurkan,segera tanpa kekangan”

“theseus,adakah birahi ini selesai bersama tersungkurnya minotaur”

Theseus pun terbang dan mengambang di atas paras rembulan

Diiringi jerit dan tangis penuh kesakitan

 

2020

Seperti Burung dalam Akuarium

Interlude

Wajah yang mengenang sebagai kenangan,nafas yang mengalir sebagai sungai,datanglah seperti sekawanan burung dalam akuarium,ku persembahkan padamu bumi yang dihuni para rahib

 

Bau nafas matahari

Yang tajam dan hitam menjaring

Seperti kaldera pada bulat kawah candradimuka 

Oinarle ada baiknya kita membenamkan diri di selaksa bunga

 

 Oinarle…

Ku bungkus luka keringku ketika awan  berhamburan ke arah kita

“Apakah cahaya  bisa memusnahkannya?”katamu

Boleh jadi senandung dari bisu batu

Arif menindihnya

 

Di bumi yang lain

Sebuah aroma musim panas yang kental

Tiba-tiba mati dari lengking kanak-kanak

Akankah pancaran cahaya seperti celah golgota

 

“Ini adalah siang dimana dingin di awetkan dan rentang waktu seperti dikebiri,masih adakah cinta disini?kenangan brengsek tumpah juga pada akhirnya ketika angin merampas puisi yang kudendangkan”

 

2020

Jane

Jane…

Bangunkan aku saat fajar sudah merekah sempurna

Saat burung-burung terbang berkeliaran di hamparan awan

Bangunkan aku jane

Ketika embun bermanja-manja pada kelopak bunga

Sampai keduanya runduk dalam lena

Jane,janey…aroma musim panasku

Bangunkan aku…

Ketika kuda jantan siap pacu 

Sudah meringkik,jumpalitan ekornya

Lalu siapkan sanggurdi buatku

Supaya tak manjal-manjal kakinya

Supaya nafasnya semakin memburu dalam kendaliku

 

2020

Sajak-sajak Buat Otto

Ia sehelai daun 

Yang takkan tanggal meski dicambuk angin

Angin yang tajam,kusam dan berdebu

Dia itu sebongkah batu

Takkan lapuk di kikis waktu

Embusan nafasnya melukis angin

Membentang diantara sabana-sabana yang gersang

 

II

Lelaki itu memungut cahaya yang jatuh dan rebah dipanggkuan tanah sambil menyeka air matanya ia berkata”sebaik-baik cahaya ialah yang memberi kesempatan kegelapan terjelma”

 

III

Siul suaramu

Adalah angin yang menghembus 

Sabana gersang hatiku

Alunan nasehatmu

Adalah kokok ayam di pagi buta

Membangunkan harapan,berpendaran

Wajah dan senyum basah mu

Adalah rembulan numinous

Adalah bunga camelia

Senantiasa melulur cahaya

 

2020