Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Tetesan Rindu Karya Titan Sadewo

author = Titan Sadewo
Lahir di Medan, 2 Desember 1999. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Belajar membaca dan menulis di komunitas FOKUS UMSU.
Puisinya termaktub di antologi Syair Maritim Nusantara (2017), Anggrainim, Tugu dan Rindu (2018).

SUARA DARI KRETEK

Sebatang rokok itu sebenarnya ingin sekali membakar dirinya sendiri dengan pasrah tanpa ada campur tangan orang asing yang senang meraba-raba tubuhnya.
Sebatang rokok itu sebenarnya ingin sekali menyapa asap yang sering dibawa angin entah ke mana.
Sebatang rokok itu tak pernah tahu hubungan antara api dan asap.
(2018)

 

 

MENGUNJUNGI KAMAR MANDI

Kutemui wajahku yang malu-malu bersembunyi di balik ember. Ia suka mencuci muka dengan ayar suci yang berasal dari sumur baki. Setelah itu, ia kembali ke tempat persembunyiannnya dan berpura-pura menjadi orang asing.
Kutemui tubuhku yang menggigil dipeluk handuk. Ia paham bahwa handuk menerima siapa saja yang ingin kehangatan dan pelukan. Tanpa ia sadar, bahwa handuk tak pernah memeluk tubuhnya sendiri.
Kutemui bola mataku yang hilang di dalam gayung. Ia tahu bahwa gayung selalu menyiram siapa saja yang masuk ke dalam kamar mandi dengan air mata. Tanpa gayung tahu, bahwa air mata yang ia gunakan adalah tangisan yang hilang.
Kudengar ketukan pintu dan hentakan kaki dari luar kamar mandi.
(2018)

 

ALISMU: TEMPAT BIANGLALA BERMUARA

Hujan yang menjalari pipimu akan menghasilkan bianglala. Tapi, dagumu yang basah tak pernah mengizinkan apapun bertengger di sana.
Sebab itu alismu yang baik hati mengizinkan bianglala melingkarinya.
(2018)

 

ANAK KECIL ITU

Anak kecil itu melihat langit seperti merasakan kasih sayang ibunya yang mahaluas. Yang tak pernah ada habisnya. Walau ia tahu bahwa ibunya juga akan tiada.
Anak kecil itu melihat hujan seperti merasakan peluh keringat ayahnya yang terus menetes. Yang tak pernah ada hentinya. Walau ia tahu bahwa ayahnya juga akan tiada.
Anak kecil itu melihat kedua orang tuanya di atas sana. Padahal, semalam ia melihat kedua orang tuanya di bawah sini.
(2018)

 

TETESAN RINDU

Air mata menjelma duka yang tak ada habisnya. Sebab, pertemuan tak kunjung datang. Hanya karena jarak yang memotong ruang.
Air mata menjelma tetesan rindu yang menjalari pipimu.
(2018)

 

 

Pendapat Anda: