Kopi dan kamu
Aku lupa apa itu pahit
setelah kau jatuhkan senyum
pada bibir cangkir kopiku
Soe, 2019
Membakar surat kabar
Seperti derai tawa yang tertinggal
di tepi cangkir kopimu:
sajak-sajak yang kukirim bersama kemarau
adakah sampai pada bibirmu?
ataukah salah alamat menuju ampas kopi
di dasar cangkirmu?
lalu katamu:
kutemukan sajak-sajakmu
kedinginan pada surat kabar minggu lalu
kunyalakan api, lalu membakarnya
agar mereka tetap hangat.
Oepoi, 2020
Soneta seorang pemabuk
Pagi itu, bersama sepi dan sedikit gerimis
sebuah notifikasi tiba di beranda facebook-ku
“Terlalu mendung untuk sebuah narsis.”
lalu aku mendapati wajahmu yang ranum
pada sudut beranda yang mendung
“Inilah wajah yang pernah kukafani bersama rempah
dan beberapa puisi.”
sementara aku beranjak
meneguk segelas arak sambil mengingat sebaris firman
“Mabuk sehari cukup untuk sehari.”
Oepoi, 2020
Sajak kecil untuk oculus
Mengartikan tatapmu
adalah perjalanan menuju teka-teki
paling gelisah.
Oepoi, 2020
Gambar oleh Phúc Nam Nguyễn Thế dari Pixabay