Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Peluncuran Buku Mata Khatulistiwa: Antologi Puisi Penyair Nusantara

author = Redaksi Kibul

Lembaga Seni dan Sastra
Reboeng bekerja sama dengan Kadipaten Pakualaman menggelar acara peluncuran
buku Mata Khatulistiwa: Antologi Puisi
Penyair Nusantara.
Acara ini akan diselenggarakan pada Sabtu, 10 November
2018 pukul 18.00-21.00 di Pendapa Kepatihan Pakualaman (Akper Notokusumo),
Jalan Masjid Pakualaman 5 Yogyakarta. Dalam acara ini akan hadir para penyair
yang puisinya terhimpun dalam buku Mata
Khatulistiwa
, yakni Nermi Silaban, Indrian Koto, Irwan Segara, Kedung Darma
Romansha, Dedet Setiadi, Mario F. Lawi, dan Bustan Basir Maras. Selain itu akan
hadir sejumlah tokoh yang akan mengapresiasi terbitnya buku setebal 474 halaman
ini dengan membaca puisi, antara lain Ganjar Pranowo, Nusyirwan Soejono, Sri
Surya Widati, Dwikorita Karnawati, Paripurna, Sri Adiningsih, Sitoresmi
Prabuningrat, Butet Kartaredjasa, Iman Budhi Santosa, Landung Simatupang, dan
Hamdy Salad. Sebuah tembang macapat juga akan disajikan dalam acara ini oleh
Muhammad Bagus Febrianto. Selain itu akan ditampilkan reportoar musik, pertama
oleh Teater Eska yang akan menyajikan tiga reportoar musik puisi dari tiga
penyair dalam buku Mata Khatulistiwa. Kedua,
Jejak Imaji yang akan menyajikan musik puisi karya Nana Ernawati. Ketiga, Serat
Djiwa akan menyajikan komposisi instrumentalia musik etnik dari berbagai daerah
di Nusantara merespons keanekaragaman puisi dalam buku Mata Khatulistiwa. Acara ini akan dipandu oleh Labibah Zain.

“Lembaga Seni dan Sastra
Reboeng dengan bangga mempersembahkan buku Mata
Khatulistiwa: Antologi Puisi Penyair Nusantara
. Buku ini merupakan
perwujudan kesadaran bahwa Negara Kesatuan Repulik Indonesia kaya akan
keragaman nilai budaya dan tata kehidupan di masing-masing daerah. Sudah
selayaknya manakala masing-masing suku bangsa dan generasi muda di Indonesia
melakukan pengenalan dan pembelajaran terhadap nilai-nilai budaya sebangsa
setanah air untuk merekatkan kebersamaan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Buku ini merupakan karya kecil bagi masyarakat sastra
Indonesia dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73,” ujar
Nana Ernawati, Direktur Lembaga Seni dan Sastra Reboeng.

            Nana
Ernawati menambahkan, “Buku Mata
Khatulistiwa: Antologi Puisi Penyair Nusantara
disusun oleh Iman Budhi
Santosa, Nana Ernawati, Nurul Ilmi Elbana, dan Latief S. Nugraha. Para penyair
dari penjuru tanah air yang puisinya dihimpun dalam buku tersebut ialah Fikar W. Eda dan Salman
Yoga S.  dari Provinsi Aceh, Nermi Silaban dari Provinsi
Sumatra Utara, Ahlul
Hukmi  dan Marhalim Zaini  dari Provinsi
Riau,  Taufik Ikram Jamil dan
Yuanda Isha dari Provinsi Kepulauan
Riau,  Jumardi Putra  dan Rini Febriani Hauri dari Provinsi Jambi,  Deddy Arsya, Esha Tegar Putra, dan
Indrian Koto dari Provinsi Sumatra
Barat, Mohammad Arfani dari Provinsi
Sumatra Selatan, Valentina Edellwiz Edwar dari Provinsi Bengkulu,  Iqbal H.
Saputra dan Sunlie Thomas Alexander dari Provinsi Bangka Belitung, Udo Z. Karzi dari Provinsi Lampung, Irwan Segara dan
Muhammad Rois Rinaldi  dari Provinsi Banten,  Afrizal Malna, Chairil Gibran Ramadhan,
dan Zeffry Alkatiri dari DKI
Jakarta,  Acep Zamzam Noor, Kedung
Darma Romansha, dan Soni Farid Maulana 
dari Provinsi Jawa Barat, Arif
Hidayat, Dedet Setiadi, Triyanto Triwikromo dari Provinsi Jawa Tengah,  Hasta
Indriyana, Latief S. Nugraha, dan Nana Ernawati dari Daerah Istimewa Yogyakarta,  Dadang
Ari Murtono, M. Faizi, Mashuri, Nurul Ilmi Elbana dari Provinsi Jawa Timur,  Ni
Made Purnamasari dan Wayan Jengki Sunarta dari Provinsi Bali,  Fitri
Rachmawati dan Kiki Sulistyo dari Provinsi
Nusa Tenggara Barat, Imelda Oliva Wissang dan Mario F. Lawi dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Hudan
Nur dari Provinsi Kalimantan Selatan, Arbendi
I. Tue dari Provinsi Kalimantan Tengah,
 Imam Budiman dari Provinsi Kalimantan Timur, Aslan
Abidin dan Dalasari Pera dari Provinsi
Sulawesi Selatan Ilham Q. Moehiddin dan Syaifuddin Gani dari Provinsi Sulawesi Tenggara Bustan
Basir Maras dari Provinsi Sulawesi
Barat, Jamil Massa dari Provinsi
Gorontalo, Dino Umahuk dari Provinsi
Maluku Utara, Mariana Lewier dari Provinsi Maluku, Aleks Giyai, Alfrida V. P. Yamanop, dan Gody
Usnaat dari Provinsi Papua.”

Buku tersebut menghimpun
puisi karya 55 penyair Nusantara dengan catatan penutup yang ditulis oleh Kris
Budiman. Puisi-puisi dalam buku ini menunjukkan karakter bangsa dan kekayaan
setiap jengkal tanah bumi Indonesia. Nilai-nilai lokalitas dari berbagai daerah
disajikan oleh para penyair dalam buku ini. Agaknya buku ini menjadi buku
pertama yang hadir di Indonesia dengan konsep mempersatukan puisi-puisi karya
penyair di Indonesia dengan tema khusus yakni nilai-nilai kedaerahan kampung
halaman para penyair.
“Kenapa buku ini diterbitkan dan diluncurkan di
Yogyakarta? Karena Daerah Istimewa Yogyakarta dipandang dan dikenal luas
sebagai kawah candradimuka lahirnya para sastrawan terkemuka di Indonesia.
Tidak sedikit sastrawan dari berbagai daerah di Indonesia lahir sebagai penyair
di daerah istimewa ini. Sejumlah penyair yang puisinya terhimpun dalam buku ini
pernah dan tengah bertungkus lumus melakukan proses kreatifnya berpuisi di
Yogyakarta. Oleh karena itu, Lembaga Seni dan Sastra Reboeng merasa memiliki
keyakinan bahwa acara peluncuran buku Mata
Khatulistiwa: Antologi Puisi Penyair Nusantara
ini mesti diselenggarakan di
Yogyakarta,” pungkas Nana Ernawati.