Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Jangan Dibuat Terlalu Masuk Akal, Kita Suka Cerita Mistis

author = Apri Damai Sagita Krissandi

Sebuah diskusi sederhana dengan kawan di sore hari menuntun cerita-cerita masa kecil nan jenaka. Kami menghabiskan malam dengan tertawa dengan kisah-kisah mistis. Kami punya kesimpulan bahwa cerita mistis perlu diteliti kebenarannya. Tetapi sampai saat ini kami malas meneliti. Jawabannya adalah karena kami suka cerita mistis. Kendatipun faktanya tidak mistis, hati kami tidak rela bahwa faktanya tidak mistis, pokoknya harus mistis, hehe. 

Misalnya saja kisah “KKN di Desa Penari”, saya kebetulan pengurus KKN di sebuah universitas. Setiap saat saya mendengar cerita mistis dari mahasiswa. Kami sering mencari tahu kebenaran cerita tersebut. Kami telusuri kisah dari sumber satu ke sumber yang lain. Sumber demi sumber dirunut ternyata ujung-ujungnya adalah “katanya si A dan katanya si B” dengan kata lain ceritanya tak berujung. Seandainya pada akhirnya kita mengetahui bahwa fakta kisah “KKN di Desa Penari” ternyata tidak benar, saya yakin masih banyak orang tetap bersikukuh pada “kebenaran” mistis. Mitos dan Mistis memang mempersatukan bangsa ini. 

Dalam diskusi di sore itu, seorang kawan menceritakan kisah mistisnya. Kawan saya bernama Adi, ia seorang dosen fisika yang sangat logis melihat fenomena alam ini. Misalnya ia pernah membuktikan bunyi “taaaaaaang” yang selalu muncul di tengah malam ternyata adalah kelelawar kecelakaan karena menabrak kabel tiang listrik. Gelombang ultrasonik yang dipancarkan kelelawar ke kabel tersebut menyebar ke berbagai arah dan tidak kembali padanya. Kabel dengan permukaan kecil dan bulat menyebabkan gelombang yang menyebar tidak terkendali. Sebagian warga desanya pada saat ini bersikukuh bahwa bunyi itu adalah setan iseng yang ngrutukki batu di tiang listrik. Selain kisah di atas ada cerita lain yang  dapat mengilustrasikan bagaimana kisah mistis melegenda di suatu daerah. Saya tertarik menjadikan kisah itu sebagai ilustrasi kecintaan kita pada kisah mistis mengalahkan nalar dan fakta yang terjadi. Begini kisahnya …

Adi duduk sendiri memandang pohon-pohon besar yang akan dilaluinya. Dari kejauhan pohon itu serasa ingin mencengkeram dengan dahan-dahan yang kekar. Adi bingung sekaligus takut. Ia ingin pulang tetapi sudah terlalu malam. Adi saat itu tidak memperhitungkan waktu bermainnya. Ia terlanjur ikut sepak bola di kampung sebelah. Saat musim kemarau, suasana sore yang terang berlajan lama dan tiba-tiba gelap. Saking asiknya bermain, Adi tidak sadar jika hari menjelang gelap.

Pohon besar adalah sesuatu yang menyeramkan untuk anak-anak. Orang tua kadang menambahkan cerita mistis tentang pohon besar. Pohon besar dikatakan sebagai tempat tinggal setan. Biasanya setan akan menculik anak-anak dan meletakkannya di atas pohon. Adi adalah anak yang penakut, di siang hari pun ia akan berlari dengan kencang ketika melewati pohon besar.

Masalah yang dihadapi Adi sekarang amatlah berat. Ia harus pulang ke rumah sementara hari mulai gelap dan pohon-pohon besar berjajar di sepanjang perjalanan pulang. Ia takut bukan kepalang. Jarak desanya juga lumayan jauh. Adi tinggal di daerah Sragen, kota kecil dan sepi. Desa Adi masih puluhan kilo dari pusat kota. Maka sangat wajar jarak antar desa jauh dan sepi ketika malam hari.

Kebetulan sekali ada ibu-ibu menaiki sepeda menuju ke arah rumah Adi. Adi bergegas berlari mengejar ibu tersebut. Ia tidak ingin merepotkan ibu-ibu itu, maka Adi menjaga jarak. Ketika Ibu itu mengayuh kencang, Adi berlari sejadi-jadinya. Ketika ibu itu pelan, Adi ikut pelan. Ketika Ibu itu berhenti, Adi pun berhenti di kejauhan. Dalam nafas yang terengah-engah, justru Adi merasa tidak takut lagi dengan pohon-pohon besar. Adi kembali takut ketika ibu itu jaraknya terlalu jauh. Ketakutan Adi tidak lagi berfokus pada pohon besar tetapi pada jarak yang terlalu jauh dengan ibu itu. 

Betul saja, ibu itu ternyata menuju desa Adi. Perasaan lega dan bahagia Adi terpancar ketika sayup-sayup ia melihat desanya. Sampai di rumah pertama desa itu, ibu itu menghilang. Adi kehilangan jejak. Adi tidak mempermasalahkannya karena ia tinggal berlari kencang untuk sampai ke rumahnya yang sudah tidak terlalu jauh lagi. Ia mengeluarkan sisa-sisa tenaganya untuk berlari menuju rumah. Rupanya ibu Adi sudah menunggu khawatir. Ibu seharusnya sudah pergi berbelanja di warung sebelah. Warung sebelah rumah biasanya digunakan untuk singgah para pedagang pasar mingguan. Sebelum dijual di pasar, Ibu Adi akan membeli beberapa kebutuhan langsung dari pedagang yang singgah tersebut. 

Tanpa berkata-kata Adi langsung menegak kendi yang berisi air minum. Ia merasa sangat kehausan. Ia juga bergegas mandi karena keringat sudah sangat lekat di bajunya. Saat selesai mandi, ia tidak bertemu dengan ibunya. Ibu Adi sedang berbelanja di warung sebelah. Ibu sudah tenang Adi pulang dengan selamat. Adi sebetulnya sangat ingin bercerita tentang pengalamannya.

Setibanya ibu di rumah, Adi segera menceritakan kisahnya dengan menggebu-gebu. Adi bercerita bahwa ia tadi bermain bola ke desa sebelah. Ia takut karena ditinggal kawan-kawannya. “Bu, aku tadi takut sekali!” kata Adi. Ibu sangat memahami anaknya. Ia tahu bahwa Adi sebetulnya anak yang sangat penakut. “Kamu hebat sekali berani pulang sampai rumah?” kata Ibu. Adi bercerita bahwa ia mengikuti ibu-ibu yang bersepeda menuju ke desanya. Adi bercerita bahwa ia mengikuti dari kejauhan agar tidak merepotkan. Seketika itu Ibu terhenyak kaget, Ibu cepat-cepat berlari ke luar rumah menuju warung.

Warung tempat singgah pedagang pasar itu hanya berselang satu rumah dari rumah Adi. Dari pintu depan rumah, Ibu memanggil salah satu pedagang. “Yu… Yu… ternyata tadi bukan tuyul, sik ngetutuke koe ki anakku!” teriak Ibu. Seketika itu seluruh pedagang yang singgah di warung itu berhamburan di jalan sambil tertawa terbahak-bahak. Salah satu ibu berseloroh, “Waaah kecewa!” Komentar tersebut disambut ibu-ibu yang lain dengan menyatakan kekecewaannya. 

 Seandainya saja tidak ada pertemuan Ibu Adi dengan Ibu pedagang tersebut dapat dibayangkan kisah “diikuti tuyul” akan menjadi legenda yang dipercaya. Ajaibnya, beberapa minggu kemudian di desa sebelah, Adi mendengar kisah “diikuti tuyul” penuh dengan tambahan unsur mistis, ceritanya semakin komplek, penuh kegairahan dalam narasi ceritanya.