Di Sungai Kenangan Itu
aku yang setinggi dada Ibu
dan kau yang setinggi bahuku,
merakit kertas perahu
tinggi ambisi jadi orang nomor satu
bagi barang kertas perahu siapa
yang melaju cepat lebih dulu
di sungai kenangan itu
: aku yang kelaparan menangkap ikan piatu,
rasanya nikmat mengkhianati lezat masakan Ibu
di sungai kenangan itu
: kita mandi telanjang badan berlulur lumpur
dengan wajah tak tahu malu
khasiatnya mantap!
mengusir pandangan orang untuk tak tahan
melihat kita yang tak tahu malu
di sungai kenangan itu
: ternyata kita tak benar-benar berlalu
mengalir jadi air yang melajukan kertas perahu, membisu
jadi batu sebagai rumah tempat berlindung ikan piatu,
atau mengendap jadi lumpur dan tak benar-benar berlalu
dari sungai kenangan itu
(2019)
(R)
– si nona
sepasang mata
mengintip mesra
di paviliun tua;
nona sendu disetubuhi waktu,
merintih lirih minta dibuahi rindu
angin mengetuk malu pada dahan jendela
kabar tersiar olehnya:
“kenangan nona hendak pamit sebentar
mandi hujan di luar”
angin berlalu dari paviliun tua
kabar beredar sekembalinya:
“rindu hendak libur menemui nona, luka bertamu
tanpa ada sejengkal ruang bagi rindu,” ungkapnya
“namun rindu sepertinya tak ingin menemui nona
luka menganga, takut melenyapkan rindu selamanya,” tegasnya
nona sendu disetubuhi waktu,
merintih lirih minta dihadirkan rindu
“dan, kenangan?” tanya nona dengan isak air mata berlinang
“kuyup menggenang, melebur bersama hujan
tenggelam diserap tanah bebungaan
—menyulam bahan kerinduan,” jawab puitis
sang angin dengan tenang
percakapan nona dengan angin kemudian berakhir hening
(2019)
Tu(h)an
di bumi kami
: cinta tak berwajah
surga di undi
tangan-tangan Tu(h)an terhampar mengantri
menunggu diciumi
di tanah kami
: lintah-lintah lapar
memenuhi sungai-sungai emas
tikus-tikus kotor
berteduh di tirai suci istana
maharaja
dan anjing-anjing jalang
penjuru kota hingga kampung-kampung tua
disantuni kemewahan dengan manusiawi
hanya di sini
pendosa di sanjung tinggi
dengan penuh hati
di sini…
kasih benar tak berwajah
adil adalah selongsong bedil
yang menoreh darah
mari, datanglah!
Tu(h)an di sini menyenangkan untuk kau ketahui
(2019)