Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Cinta Tak Berbatas [Nizar Qabbani]

author = Tohir Mustofa

1
Wahai Nonaku,
Engkau wanita paling penting dalam tarikhku
sebelum tahun berlalu
Saat ini, engkau adalah wanita paling penting
setelah tahun ini lahir
Engkau wanita yang tak kuhitung dengan jam dan hari
Engkau wanita yang terbuat dari buah puisi
dan emas mimpi-mimpi
Engkau adalah wanita yang menempati ragaku
Semenjak jutaan tahun lalu

2
Wahai Nonaku,
Wahai engkau tenun dari kapas dan awan
Wahai engkau rintik hujan dari yaqut
Wahai engkau sungai-sungai dari nahawand[1]Nama sebuah nada musik yang berasal dari Persia
Wahai engkau lebat hutan dari marmer
Wahai engkau yang berenang seperti ikan di air hati
dan tinggal di kedua mata seperti kawanan merpati
Tak ada yang berubah sedikitpun dari kasihku
tidak pula dari perasaanku
juga relung hati dan keyakinanku
Aku akan tetap teguh dalam islamku

3
Wahai Nonaku,
Jangan kau hiraukan irama waktu dan nama-nama tahun
Engkau adalah wanita, dan akan tetap seorang wanita, selamanya,
Aku akan mencintaimu
Saat memasuki abad ke dua puluh satu,
saat memasuki abad ke dua puluh lima,
dan saat memasuki abad ke dua puluh sembilan,
Aku akan mencintaimu
Saat kering air laut
dan terbakar hutan-hutan

4
Wahai Nonaku,
Engkau adalah ringkasan semua puisi,
mawar segala kebebasan
Cukup bagiku dengan mengeja namamu
untuk menjadi raja atas puisi
dan firaun kata-kata
Cukup dengan dicintai wanita sepertimu
agar bisa tercatat dalam buku-buku sejarah
dan kepadaku
dikibarkan bendera-bendera

5
Wahai Nonaku,
Jangan kau panik seperti seekor burung di waktu pesta
Tak akan berubah sedikitpun dariku
Tak akan berhenti arus sungai cinta
Tak akan berhenti irama detak jantung
Tak akan berhenti terbang burung syair
Saat cinta tumbuh besar
dan yang dicintai menjelma rembulan
Tidak akan berubah cinta ini
menjadi tumpukan jerami yang dilahap api

6
Wahai Nonaku,
Tak ada suatu apapun yang memenuhi mataku
cahaya-cahaya
hiasan-hiasan
lonceng-lonceng hari raya
tidak pula pohon ulang tahun,
Tak ada artinya bagiku
setapak jalan
Tak ada artinya bagiku
bar-bar minuman
Tak ada artinya bagiku
segala ucapan
yang tertulis diatas kartu-kartu lebaran

7
Wahai Nonaku,
Tak ada yang kuingat kecuali suaramu
saat berdentum lonceng-lonceng hari minggu
Tak ada yang kuingat kecuali wangimu
saat di atas hamparan rumput kurebahkan badanku
Tak ada yang kuingat kecuali wajahmu
saat badai salju menyerang
dan saat kudengar gemeretak kayu yang sedang menjadi arang

8
Bukan hal yang membahagiakanku, wahai Nonaku,
menghimpun burung-burung yang takut
di antara taman-taman bulu mata

9
Bukan hal yang membuatku terpesona, wahai Nonaku
Saat kau beri aku sebuah pena tinta
ku peluknya
Lalu tidur bahagia seperti bocah-bocah

10
Wahai Nonaku,
Yang membuatku bahagia dalam pengasinganku
kusuling air puisi
kuminum anggur dari pendeta
yang membuatku kuat
saat menjadi kawan bagi bebebasan
dan manusia

11
Wahai Nonaku,
Andai saja aku mencintaimu di zaman pencerahan,
di zaman kamera,
dan di zaman eksplorasi,
Andai saja suatu hari kuciummu
di Florence
atau Kordoba
atau Kufah
atau Aleppo
atau di sebuah rumah di suatu kampung di Syam[2]Daerah yang meliputi kawasan Suriah, Lebanon, dan Palestina

12
Wahai Nonaku
Andai saja kita berkelana
ke sebuah negara yang dipimpin oleh sebuah gitar
di mana cinta tak berbatas
di mana kata-kata tak berbatas
di mana mimpi-mimpi tak berbatas

13
Wahai Nonaku,
Jangan kau sibukkan dirimu dengan masa depan,
Nonaku,
Kerinduanku akan lebih kuat dari sebelumnya
Lebih kukuh dari sebelumya
Engkau adalah wanita yang tak terulang, dalam sejarah mawar,
dalam sejarah syair,
juga dalam ingatan bunga lili dan bunga yang semerbak wanginya

14
Wahai nona semesta
Tak ada yang menyibukkanku di hari-hari mendatang kecuali cintamu
Engkau adalah wanitaku yang pertama
Ibuku yang pertama
Rahimku yang pertama
Cintaku yang pertama
Gairahku yang pertama
Tali penyelamatku kala mara bahaya

15
Wahai Nonaku,
nona segala syair
Ulurkan tangan kananmu
supaya ku bisa sembunyi di sana
Ulurkan tangan kirimu
supaya ku bisa tinggal di sana
Ucapkanlah kata-kata cinta,
Agar pesta-pesta
kembali bergelora

Diterjemahkan dari bahasa Arab yang berjudul Ḥubb bilā ḥudūd

Nizar Qabbani adalah seorang sastrawan berkebangsaan Syria. Dia dianggap sebagai salah satu sastrawan Arab terbesar di era kontemporer. Ia banyak menulis puisi dengan tema seputar wanita dan cinta. Pernah dia menulis sebuah puisi dengan judul Aku bersaksi bahwa tiada wanita selain engkau dengan menggunakan struktrur frasa yang digunakan dalam kalimat syahadat (asyhadu an laa imra’atan illa anti). Puisi-puisinya banyak diadaptasi dalam bentuk lagu, salah satunya oleh Kazim Saher, penyanyi kondang berkebangsaan Irak.

References

References
1 Nama sebuah nada musik yang berasal dari Persia
2 Daerah yang meliputi kawasan Suriah, Lebanon, dan Palestina