Studio Pertunjukan Sastra bekerja sama dengan Gramedia Pustaka Utama dan Taman Budaya Yogyakarta menggelar acara Bincang-Bincang Sastra edisi ke 165 mengusung tajuk Peluncuran dan Diskusi Novel Tango & Sadimin karya Ramayda Akmal. Acara ini akan diselenggarakan Sabtu, 22 Juni 2019 pukul 20.00-23.00 di Ruang Seminar Taman Budaya Yogyakarta, jalan Sriwedani 1 Yogyakarta. Hadir selaku pembicara dalam Bincang-Bincang Sastra kali ini ialah Mahfud Ikhwan dan Ramayda Akmal yang akan dipandu oleh Anis Mashlihatin. Di dalam acara ini juga akan tampil Esklasika menyajikan nukilan novel Tango & Sadimin. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis.
Novel Tango & Sadimin merupakan novel kedua karya Ramayda Akmal yang berhasil menjadi runner up UNNES International Novel Writing Contest 2017. Sebelumnya, Jatisaba, debut novelnya yang pertama dinobatkan sebagai Pemenang Unggulan Sayembara Novel DKJ 2010. Ramayda Akmal tergolong produktif menghasilkan karya sastra, kajian sastra, esai-tulisan ilmiah populer yang dimuat di surat kabar lokal dan nasional. Tahun 2013, buku kumpulan cerpennya berjudul Lengkingan Viola Desingan Peluru mendapat penghargaan sastra dari Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Ramayda Akmal juga menjadi salah satu Emerging Writers di Ubud Writers and Readers Festival 2013.
Selain menulis buku fiksi, ia juga menulis buku ilmiah, antara lain Pahlawan dan Pecundang, Militer dalam Novel-Novel Indonesia (2014 bersama Aprinus Salam) dan Melawan Takdir, Subjektivitas Pramoedya Ananta Toer dalam Novel Perburuan (2015). Staf pengajar di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya UGM ini selain terus berproses kreatif di belantika sastra kini juga tengah menempuh studi doktoral di Hamburg University, Jerman.
“Kali ini Studio Pertunjukan Sastra berkesempatan menghadirkan Ramayda Akmal yang tengah mudik ke Indonesia dengan membawa karya terbarunya. Selain itu, Mahfud Ikhwan yang beberapa kali juga meraih penghargaan sastra melalui karya-karyanya akan bersanding mengulas seluk-beluk novel karya novelis asal Cilacap itu. Tidak salah jika kemudian Mahfud Ikhwan didaulat mengulas novel yang di dalamnya memaparkan kisah misteri dinamika rumah tangga tokoh Tango dan Sadimin di bantaran Sungai Cimanduy yang lembab serta berkabut, yang ganjil sekaligus ajaib ini,” tutur Latief S. Nugraha selaku koordinator acara.Sementara itu, Ramayda Akmal saat dihubungi melalui sambungan telepon mengungkapkan, “Kalau boleh jujur, novel Tango & Sadimin adalah cerminan dari proses penghayatan yang tidak pernah selesai tentang kehidupan, terutama hubungan antara realitas dan imajinasi, fakta dan asumsi-asumsi. Tango & Sadimin saya tulis dengan bahagia dan sangat menggebu-gebu. Sebab, tokoh-tokoh di dalamnya adalah cerminan dari realitas sekaligus impian-impian saya. Semoga karya ini bisa diterima dan bermanfaat bagi masyarakat.”